Mohon tunggu...
Aisyah Mumtaza
Aisyah Mumtaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

S1 Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Boleh Saja asal Tidak Melewati Batas?

20 Januari 2023   14:16 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:38 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Illustrasi: Freepik

Cinta dan remaja adalah dua hal yang tak terpisahkan. Khususnya cinta antara pria dan wanita. Manusia normal pasti memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Namun setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi rasa tersebut.  

Ada yang memilih untuk menahan dan menyimpan rasa tersebut dalam-dalam, ada pula yang memilih untuk langsung mengutarakan dan melampiaskannya. Seringkali para remaja merasa perlu untuk membangun hubungan pacaran agar rasa cintanya tersalurkan dan tidak bertepuk sebelah tangan. Mereka menganggap bahwa dengan membangun hubungan pacaran, cinta mereka akan terikat.

Namun di sisi lain, mayoritas remaja di Indonesia juga memahami bahwa agama mereka telah mengatur tentang tata cara berinteraksi antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Mereka juga memahami sebuah ajaran bahwa mendekati zina adalah dosa, sedangkan pacaran adalah salah satu jalan untuk mendekati zina. Hal ini seringkali menimbulkan kontradiksi dalam pikiran para remaja. Antara keinginan untuk melampiaskan rasa cinta dan keinginan untuk menaati ajaran agama. Dilema ini membuat banyak orang beranggapan bahwa pacaran itu boleh saja asal tidak melewati batas. Peratanyaannya, batas seperti apakah yang dimaksud?

Banyak orang beranggapan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan orang pacaran pada umumnya seperti jalan berdua bersama pasangan, makan berdua, berpegangan tangan, rangkulan, dan berpelukan adalah hal yang wajar. Mereka merasa bahwa perilaku tersebut tergolong aman dan tidak selalu bermuara pada zina. 

Padahal, dikutip dari NBC News bahwa pada tahun 2012, peneliti asal University of St. Andrews Inggris dalam risetnya yang berjudul “The Touch of a Man Makes Women Hot” menemukan sebuah fakta bahwa sentuhan pria pada bagian tubuh wanita terbukti dapat membakar gairah seks wanita. Peneliti tersebut mengungkapkan bahwa wanita yang melakukan kontak sosial dengan pria akan mengalami peningkatan suhu pada bagian-bagian tubuh yang disentuh, khususnya pada bagian dada dan wajah. 

Dimana peningkatan suhu tubuh tersebut menandakan adanya peningkatan syahwat. Penelitian ini adalah bukti yang nyata bahwa perilaku yang dilakukan oleh orang yang berpacaran, yang kerap kali dianggap biasa, dapat meningkatkan syahwat dan berpotensi menjerumuskan pada perzinahan.

Belum lama ini, kita digemparkan oleh berita yang cukup meresahkan sekaligus miris untuk didengar. Ratusan pelajar SMP dan SMA di Ponorogo berbondong-bondong datang ke Pengadilan Agama Ponorogo untuk meminta dispensasi nikah muda. Mereka terpaksa melakukan hal tersebut karena hamil di luar nikah, bahkan sudah ada yang melahirkan. Mereka yang menikah karena kebobolan mayoritas akan putus sekolah dan berpotensi tinggi untuk diceraikan oleh suaminya. 

Selain karena pola pikir suami yang belum dewasa, juga karena masalah finansial. Apabila sudah terlanjur begitu, remaja yang seharusnya membangun masa depan dengan mengembangkan potensi, minat, dan bakat, malah terpaksa untuk membangun keluarga. Kerugian yang didapatkan kedua belah pihak pun tidak sedikit seperti kehilangan masa depan, kehilangan nama baik di masyarakat, dan kesulitan dalam hal finansial. 

Pihak yang dirugikan juga bukan hanya mereka berdua, melainkan juga orang tua pelaku dan bangsa Indonesia. Mengapa bangsa Indonesia? Karena saat ratusan remaja kehilangan masa depan, Bangsa Indonesia juga kehilangan ratusan bibit-bibit akademisi, pengusaha, dan pemimpin yang diharapkan mampu membuat Indonesia lebih maju.

Ratusan pelajar tersebut tidak mungkin hamil diluar nikah kecuali diawali dengan pacaran dan melakukan hal-hal yang dianggap biasa saja. Semakin sering dilakukan, semakin kuat syahwat, semakin tak tertolong pula dari perbuatan zina. 

Berdasarkan fakta penelitian terkait hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan serta kerugian-kerugian dari perbuatan zina, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengamalkan pesan dari Sang Pencipta manusia, Yang menciptakan manusia satu paket dengan guidebook-nya yaitu Al-Qur’an. Pesan tersebut berbunyi “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (Qs. Al-Isro’: 32).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun