Mohon tunggu...
Aisyah Afina Hazna
Aisyah Afina Hazna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Putin Bandingkan Dirinya dengan Peter The Greater untuk Menjustifikasi Invasi Ukraina

3 Oktober 2022   20:35 Diperbarui: 3 Oktober 2022   20:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Copyright: DimitroSevastopol

Vladimir Putin menyandingkan dirinya dengan Tsar Rusia abad ke-18 Peter the Great. Putin membandingkan invasinya ke Ukraina dengan pencarian Tsar untuk merebut kembali tanah Rusia dari negara-negara tetangga.

Setelah berbulan-bulan menyangkal bahwa Rusia didorong oleh ambisi kekaisaran di Ukraina, Putin akhirnya tampak merangkul misi tersebut, membandingkan kampanye Peter dengan tindakan militer Rusia saat ini. Dalam hal itu Putin memberi tahu  bahwa Peter The Greater merupkan panutannya.

Di tahun ke-23 kekuasaannya, Putin telah berulang kali berusaha membenarkan alasan invasi Rusia ke Ukraina, dimana pasukannya telah menghancurkan kota-kota, memperkosa, menyiksa bahkan membunuh ribuan orang dan memaksa jutaan orang untuk melarikan diri. Dengan mengajukan pandangan sejarah yang menegaskan bahwa Ukraina tak memiliki negara yang nyata, identitas, maupun tradisi kenegaraan.

Pernyataan Putin membuktikan bahwa keluhannya tentang ketidakadilan sejarah, ekspansi NATO ke timur, dan keluhan lainnya dengan barat, semuanya merupakan fasad untuk perang penaklukan tradisional. Seorang penasihat pemerintah Ukraina mengatakan Upaya untuk bernegosiasi dengan Putin atau menemukan jalan keluar dari konflik untuk Putin, seperti yang coba dilakukan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, merupakan arah yang salah.

Carl Bildt, mantan perdana menteri Swedia, menyebut keinginan Putin untuk mengambil kembali tanah yang diklaim oleh Rusia sebagai resep perang bertahun-tahun. Peter the Great, yang merupakan seorang modernis otokratis yang dikagumi oleh orang-orang Rusia liberal dan konservatif, memerintah selama 43 tahun dan memberikan namanya ke ibu kota baru, St Petersburg yang mana merupakan kota asal Putin, yang Peter pesan untuk dibangun di atas tanah yang ia taklukan dari Swedia.

Itu adalah proyek yang menelan puluhan ribu korban budak, wajib militer sebagai pekerja paksa untuk membangun "jendela ke Eropa" Peter di rawa-rawa pantai Laut Baltik.

Sebelum kunjungan Putin ke pameran, televisi pemerintah menayangkan sebuah film dokumenter yang memuji Peter the Great sebagai pemimpin militer yang tangguh, memperluas wilayah Rusia secara besar-besaran dengan mengorbankan Swedia dan kekaisaran Ottoman dengan tentara dan angkatan laut modern yang ia bangun.

Putin membantah bahwa Rusia berusaha menduduki tanah baru dalam invasi Ukraina, tapi tindakan Kremlin menunjukkan bahwa itu tidak benar. Rusia terus berusaha mengintegrasikan tanah yang baru direbut di Donetsk dan Luhansk, serta wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina Selatan.

Meduza, salah satu situs berita berbahasa Rusia, melaporkan bulan Juni 2022 bahwa Kremlin berencana untuk menggabungkan semua tanah menjadi distrik federal baru yang dapat dianeksasi oleh Rusia segera setelah musim gugur ini. Di tengah desas-desus bahwa referendum baru dapat diadakan untuk mencap anksasi, Kremlin hanya mengatakan bahwa terserah kepada daerah-daerah yang berada dibawah pendudukan militer untuk memutuskan masa depan mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, minat Putin pada sejarah Rusia semakin besar dalam publiknya. Putin telah banyak mengutip masa lalu Rusia dan selalu dengan hati-hatin dikuratori agar sesuai dengan tujuannya saat ini. Beberapa bulan sebelum Rusia menyerang Ukraina, Putin menghasilkan sebuah esai di mana ia pada dasarnya membantah hak historis negara itu untuk eksis.

Pada April 2020, ketika Rusia memasuki lockdown coronavirus yang pertama, Putin nampak mulai kacau dan kebingungan di beberapa tempat ketika selama pidato yang disiarkan di televisi ke negara itu, Putin membandingkan pandemi itu dengan serangan pengembara Turkic dari Rusia pada abad pertengahan, yang terjadi pada abad kesembilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun