Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu

21 September 2020   20:27 Diperbarui: 21 September 2020   20:29 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah kejadian itu, hubungan kami kembali normal. Setiap sabtu sore dia mengunjungiku dengan sejuta rasa yang dia bawa. Tak terkira aku bahagia, karena untuk sampai di rumah uaku dia mesti lintas daerah. Cianjur dan Sukabumi itu tetangga Kabupaten. 

Dalam batinku ingin aku mengungkapkan rasa sayangku, tak berlebihan bukan kalau aku mengucapkannya. Pengorbanan dia kan selain waktu juga biaya dan tenaga. Pernah suatu senja aku ngobrol dengan dia di teras rumah uaku.

" Cape nggak tiap Sabtu ke Warungkondang? " tanyaku sambil menatapnya. Aku harap-harap cemas mendengar jawabannya.

" Untuk kamu An, apa sih yang cape." Jawabnya sambil melirikku. " Kenapa?" Dia balik nanya.

" Nggak apa-apa . pengen nanya aja." Jawabku santai.

" Trus kalau aku bilang capek, mau gantian Ani yang ke Sukabumi gitu? " tanyanya sambil tersenyum. Aku tahu itu senyum yang menjawab bahwa aku pasti menjawab nggak mau.

" Emang kamu tega gitu ngebiarin aku jalan sendiri naik bis ke Sukabumi? " aku balik nanya.

" Ya pasti nggak lah, " Dia langsung ngejawab tanpa menunggu lama. " Aku nggak akan ngebiarin kamu naik bis berdiri satu jam diantara orang-orang. Mending aku aja yang ke sini.Aku kan laki-laki."

" Makasih ya Dang dah menempatkan aku di posisi itu." Ucapku sambil tersenyum menatapnya. Dia mengangguk sambil bergumam.

" Kapan Ani berani aku ajak ke Sukabumi? Tanyanya mengagetkanku.

" Nanti," kataku sambil salah tingkah." Kalau aku sudah berani naik bis."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun