" Nggak juga, ih geer ." jawabku sekenanya.
" Tahu nggak An? Aku sudah nunggu kamu dari jam 11 tadi. " ujarnya sambil meminum minuman kemasannya.
" Oh ya? Tanya aku balik." Kenapa? Kan kita janjiannya sepulang sekolah." Aku nggak mau kalah. Dia tersenyum penuh teka teki.
" Sebetulnya tadi aku deg-degan An, takut Ani nggak datang." Ujarnya.
" Kenapa deg-degan segala? " tanyaku lagi. Dan dia menatapku.
" An boleh nggak aku geer? Tanyanya." Ani nggak usah menyatakan apapun, aku sudah tahu jawabannya. "
"Ih sok tahu banget" gumamku dalam hati. Lalu aku menoleh kepadanya." Geer apa?
" Dengan Ani datang ke sini, bagiku itu sudah jawaban bahwa kita punya rasa yang sama." Ujarnya sambil menatapku.ditatap seperti itu aku jadi salah tingkah.
" Syukur deh kamu paham " kataku
" Aku nggak akan maksa jawab iya tapi hatinya nggak, yang penting dengan datang Ani ke sini aku sudah yakin." Imbuhnya.
Kami ngobrol tentang banyak hal, sesekali tentang pelajaran atau tentang teman-temannya. Katanya awal ketemu aku, dia dan teman-temannya sudah ngomongin aku. Aku jadi geer dan hampir saja hidungku kembang kempis. Dia tertawa. Ternyata untuk menyatakan suatu hubungan tidak harus yes or no tetapi cukup untuk saling memahami tanda bahwa kita sama.