" Oh gitu ya An." Timpalnya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
" Iya Yan, Â eh nih sudah hampir mau sampai." Ujarku ke Aryani. Saking asyiknya aku ngobrol sama Aryani sampai nggak kerasa aku sudah sampai ke terminal angkot Warungkondang. Dan aku jalan kaki menuju rumah Uaku. Sampai rumah, aku istirahat sampai terdengar ua memanggilku dan menyuruh aku makan malam. Setelah makan malam mengerjakan tugas dan aku tidur.
Esoknya setelah solat subuh, aku seperti biasa beres-beres bantu ua dan kakak sepupuku. Sambil menuggu waktu untuk berangkat sekolah, aku baca buku. Kebetulan kemarin aku pinjam novel dari perpustakaan. Lagi asyik baca tiba-tiba terdengar ada yang yang bersuara tapi kurang jelas.
" Sssttt " Aku dengar seperti itu. Aku nggak menoleh karena aku pikir suara cecak atau bebek. Aku melanjutkan baca dan suara itu terdengar lagi.
" Ih suara apaan sih" gumamku. Tak sengaja ekor mataku melihat batu yang dulu dia duduki. Aku kaget dan bingung kenapa seperti ada dia. Aku gosok-gosok mataku khawatir itu fatamorgana. Tetapi setelah berulang kali ternyata tetap nyata.
" Hey apaan sih pakai gosok-gosok mata" ujarnya. " Ini aku bukan hantu."
" Ih apaan, aku takut yang manggilnya batu." Aku jawab sekenanya.
" Kaget ya..? "Ucapnya sambil nyengir.aku mengangguk tanda menyetujui ucapannya.
" Masa hantu datang siang-siang An" ujarnya lagi.
"Kok ada di sini? Tanyaku aneh." Kan sudah selesai PKLnya.
"Loh emang nggak boleh gitu? Kangen denger yang nyanyi di atas sana." Jawabnya. Aku tersipu malu.