Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangguh

10 Agustus 2020   21:27 Diperbarui: 10 Agustus 2020   21:18 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu aku duduk di kursi depan sambil minum kopi. Tiba-tiba datang seseorang yang belum aku kenal. Setelah kupersilakan duduk dia menyampaikan kabar bahwa anakku yang sedang mengikuti diklat paskibraka sedang berada di UGD. Dalam kekagetanku, aku langsung menuju ke UGD tempat anakku dirawat. Aku melihat anakku terbaring lemah dibantu selang infus. Hatiku sedih tak terkira. Aku bertanya kepada pelatihnya penyebab anakku sakit. Mereka menyampaikan anakku kecapean dan kurang minum sehingga dehidrasi.

Semalaman aku nggak bisa tidur karena khawatir terjadi sesuatu. Suster penjaga mengatakan panas anakku 40 derajat. Dalam bangunku aku memanjatkan doa tak henti-hentinya agar anakku diberi kekuatan untuk menjalaninya. Tengah malam ganti botol infus dan panasnya masih turun naik. Terbayang di benakku tiga bulan sebelumnya perjuangan seleksinya bangun subuh pulang sore. Mungkin daya tahan tubuh anak saya lelah. Dalam doaku berharap Allah memberinya kesempatan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Menjelang subuh panasnya mulai turun, hal ini setelah aku tanyakan kepada dokter yang memeriksanya. 

Setelah solat subuh aku izin pulaang ke rumah dulu mau menukarkan pakaian kotor dan menggantinya dengan yang bersih. Aku berjanji setelah selesai akan langsung datang kembali dan anakku mengiyakan. Setelah selesai merapikan pakaian yamg akan dibawa, handphoneku berbunyi dan ternyata itu dari dari pelatihnya . Dia mengatakan bahwa anakku kondisinya sudah membaik dan dibawa kembali ke mess. Walau aku was-was aku ikuti aturan mereka. Beberapa hari setelah itu ada undangan pengukuhan dari pemda. Hatku masih was-was dengan kondisi anakku. Tak berapa lama setelah acara pembukaan dimulai, anakku bersama pasukannya masuk ruangan dan aku tak henti bersyukur semua kekhawatiranku terbantahkan. Dia dengan gagahnya menjadi lurah pasukannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun