Mohon tunggu...
Ai Sumarni
Ai Sumarni Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 012 Surya Indah Pangkalan Kuras

sedang belajar menulis, baik fiksi maupun non fiksi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rezeki Tak Terduga

5 November 2022   23:44 Diperbarui: 5 November 2022   23:56 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalaamualaikum, diaryku....

Kembali aku menyapamu, semoga aku dan siapa pun yang membaca tulisan ini dalam lindungan Allah SWT dan selalu diberikan hidayah serta limpahan rezeki, aamiin yaa Robbal aalamiin.

Hari kemarin, aku tidak sempat menulis ya, diary, anak bungsuku demam lagi, jadi semalaman aku hanya ngurusin si bungsu. Badannya dan keningnya aku balurin dengan minyak herbal sinergi yang selalu sedia di rumahku. Alhamdulillah paginya sudah berkurang, dan anakku kembali ceria. Dan dia pergi ke sekolah seperti biasa yaitu ke PAUD ALkautsar.

Malam ini, si bungsu sudah tidur lelap, badannya sudah kembali sehat, oleh karena itulah aku bisa kembali menulis di sini. Sebenarnya banyak yang harus aku kerjakan, mulai dari menyusun kisi-kisi dan pembuatan soal untuk ujian akhir semester ganjil ini, mengikuti pelatihan online di platform guru berbagi dan belajar seri guru merdeka belajar gelombang ke - 16, juga membuat presentasi proposal tesis. Namun, semua itu harus dikerjakan dengan senang hati dan bukan sebagai beban melainkan sebagai tanggung jawab, betul, enggak, diary? 

Sebagai guru PNS di awal bulan selalu ada yang dinantikan, kebutuhan tidak pernah mengenal kompromi, apalagi kebutuhan makan keluarga. Hari ini, sudah tanggal lima, diary, tapi tanda-tanda gajian belum juga ada. Seharusnya tidak boleh ngeluh ya, karena setiap bulannya juga seperti itu, jadi ya harus selalu mempersiapkan segalanya termasuk kesabaran. Kebetulan di rumah tadi, baru masak nasi saja, untuk lauknya nunggu tukang tempe langganan datang. Alhamdulillah, tempe merupakan makanan kesukaan keluarga, dari tempe saja bisa dijadikan berbagai menu masakan, lho, diary, anak-anak selalu lahap makannya.

Rezeki bukan kita yang mengatur, ya diary, menjelang Maghrib, datang seorang ibu dan cucunya membawa wadah yang dibungkus kain. Ibu itu bilang, kalau dia sangat bersyukur karena cucunya sudah bisa membaca Al-Qur'an. Nah, dia mengantarkan makanan itu sebagai tasyakuran untuk cucunya, katanya ini untuk ustaz sedangkan untuk kawan-kawannya nanti diantar ke masjid. Suamiku, sangat berterima kasih dan mendoakan cucunya tetap istiqomah untuk belajar membaca Al-Qur'an. Ibu itu bertanya juga, berapa biaya mengajinya karena selama ini cucunya berangkat sendiri ke masjid tanpa diantar olehnya. Kami hanya tersenyum dan mengatakan kalau mengaji di masjid tidak pakai biaya, dengan datangnya anak-anak ke masjid saja kami sudah sangat bersyukur, dan insya Allah sampai kapanpun selagi masih dipercaya kami siap mendidik anak-anak untuk membaca Al-Qur'an.

Setelah ibu itu pulang, aku menyimpan bingkisan itu di dapur. Penasaran aku buka kainnya, masya Allah, aku sangat takjub, tak henti-hentinya mulut ini berzikir. Ya Allah, Engkau Maha Tahu apa yang menimpaku, Engkau datangkan orang untuk mengantar makanan ini, rezeki yang tak terduga ini adalah bentuk kasih sayang-Mu pada hamba-Mu, hari ini anak-anak bisa makan daging ayam kampung dengan nasi kunyit dari pulut. Tak lama lagi Maghrib, jadi seperti biasa makannya nanti malam setelah pulang dari masjid, habis Isya. Tak lupa, kusisihkan sepotong dan sebagian nasi untuk kuantarkan kepada anakku yang di pesantren, pasti dia pun senang.

Diary, tadi di masjid, setelah selesai kegiatan membaca Al-Qur'an, nasi itu dibagikan kepada anak-anak.  Anak-anak  sangat senang ketika dibagi makanan nasi kunyit itu. ada yang langsung di makan di luar masjid ada juga yang dibawa pulang. Sebelumnya, suamiku memberikan tausyiah kepada anak-anak mengenai niat dari neneknya teman mereka membagikan makanan kepada mereka. Sebagai rasa syukur karena sudah bisa membaca Al-Qur'an, jadi kepada anak-anak pun diharapkan mereka harus selalu bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk belajar mengaji di masjid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun