Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Penyelenggaraan Haji Indonesia Butuh Manajemen Kelas Dunia

18 Mei 2025   17:32 Diperbarui: 18 Mei 2025   21:03 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyelenggaraan Haji Indonesia Butuh Manajemen Kelas Dunia. (KOMPAS.COM/HADI MAULANA)

Penyelenggaraan Haji Indonesia Butuh Manajemen Kelas Dunia: Orkestrasi Lintas Lembaga Menuju Layanan Prima

Raksasa Haji Dunia yang Butuh Orkestrasi Hebat

Setiap tahun, Indonesia mengirimkan lebih dari 220 ribu jamaah haji ke Tanah Suci, menjadikannya negara pengirim jamaah haji terbanyak kedua di dunia setelah Pakistan.

Angka ini bukan hanya statistik, melainkan cerminan dari skala tanggung jawab negara dalam mengelola ibadah yang menjadi puncak spiritual umat Islam. 

Mengurus ratusan ribu warga negara yang menunaikan ibadah lintas negara, lintas bahasa, lintas usia, dan lintas latar belakang sosial adalah pekerjaan luar biasa kompleks.

Ini bukan sekadar urusan keberangkatan dan pemulangan, tetapi mencakup layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, kesehatan, keamanan, hingga perlindungan diplomatik selama di luar negeri.

Di sinilah pentingnya melihat haji sebagai proyek nasional berskala besar yang memerlukan orkestrasi kelas dunia.

Sayangnya, selama ini manajemen haji masih cenderung terfragmentasi. Penyelenggaraannya lebih banyak dibebankan pada satu atau dua institusi, yakni Kementerian Agama atau nantinya beralih ke Badan Penyelenggara Haji (BPH) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), tanpa koordinasi menyeluruh dengan kementerian dan lembaga lain yang memiliki peran strategis.

Padahal, pengalaman negara lain menunjukkan bahwa keberhasilan haji terletak pada kemampuan negara dalam menyatukan semua elemen dalam satu sistem terintegrasi, mulai dari kebijakan fiskal, logistik, diplomasi, teknologi, hingga layanan darurat.

Dengan skala sebesar ini, haji Indonesia tidak bisa lagi dikelola dengan pendekatan administratif semata, melainkan membutuhkan pendekatan manajerial berskala nasional yang melibatkan orkestrasi seluruh komponen negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun