Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

QRIS dan GPN Terbuka Untuk Dunia

28 April 2025   10:45 Diperbarui: 28 April 2025   09:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wartasasambo.com/berita-utama/1361218448/as-keberatan-qris-dan-gpn-menteri-airlangga-angkat-bicara

Menyatukan Transaksi, Memperluas Manfaat

QRIS dan GPN: Dari Nasionalisme Digital ke Globalisasi Transaksi

Pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) kini terbuka untuk operator asing seperti Visa dan MasterCard menandai babak baru dalam dunia pembayaran digital Indonesia. Langkah ini menunjukkan bahwa nasionalisme digital Indonesia yang sebelumnya berfokus pada kedaulatan pembayaran, kini bertransformasi ke arah globalisasi transaksi. QRIS dan GPN tidak lagi sekadar alat proteksi dari dominasi asing, tetapi menjadi jembatan untuk memperluas manfaat ke seluruh dunia.

Pembukaan akses ini bukan berarti mengorbankan kedaulatan, melainkan bentuk adaptasi cerdas dalam ekosistem keuangan global. Dengan keterbukaan ini, pengguna QRIS akan bisa menikmati kemudahan transaksi lintas negara tanpa perlu mengganti aplikasi pembayaran. Di sisi lain, operator asing diberi ruang berkompetisi dan berkolaborasi dalam satu standar nasional yang telah terintegrasi. QRIS tetap menjadi "identitas digital" Indonesia, tetapi kini diperluas agar mampu bersaing, berkolaborasi, dan mengoptimalkan manfaat bagi pengguna domestik dan luar negeri.

Salah satu aspek penting dari keterbukaan ini adalah prinsip resiprokal. Jika operator asing seperti Visa dan MasterCard diberi kesempatan masuk ke dalam ekosistem pembayaran nasional Indonesia, maka QRIS dan GPN juga berhak mendapatkan akses di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat. Bayangkan, ke depan, orang Indonesia yang berkunjung ke Amerika bisa menggunakan QRIS untuk belanja di merchant-merchant Amerika, layaknya memakai sistem pembayaran lokal. Ini akan menjadi langkah monumental dalam menempatkan produk inovasi Indonesia di panggung global, bukan hanya sebagai pengguna standar global, tapi sebagai pencipta standar global.

Menembus Batas: Ekspansi QRIS ke Jepang, India, Korea Selatan, dan Arab Saudi

Dalam pernyataannya, Menko Airlangga juga menegaskan pentingnya memperluas layanan QRIS ke negara-negara strategis seperti Jepang, India, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Ini bukan ekspansi sembarangan. Setiap negara tersebut memiliki signifikansi besar bagi ekosistem ekonomi Indonesia. Jepang adalah mitra dagang utama dan destinasi wisatawan Indonesia. India merupakan pasar digital yang tumbuh pesat dan sejalan dengan upaya konektivitas Global South. Korea Selatan adalah episentrum budaya dan teknologi yang banyak dikunjungi masyarakat Indonesia. Sementara Arab Saudi, memiliki nilai sangat strategis karena menjadi tujuan ibadah haji dan umrah bagi jutaan rakyat Indonesia setiap tahun.

Ekspansi QRIS ke negara-negara ini akan mempermudah masyarakat Indonesia dalam melakukan pembayaran digital tanpa harus mengalami konversi yang rumit atau biaya tambahan yang tinggi. Bayangkan betapa mudahnya jamaah haji dan umrah melakukan transaksi di Mekah atau Madinah cukup dengan scan QRIS, tanpa perlu tukar uang dalam jumlah besar atau bergantung pada kartu kredit asing.

Dari sisi pariwisata, keberadaan QRIS di Jepang, India, dan Korea Selatan akan memberikan kenyamanan bagi wisatawan Indonesia. Mereka bisa membayar hotel, makanan, transportasi, hingga belanja dengan sistem yang sudah mereka kenal di tanah air. Tidak hanya itu, kolaborasi dengan operator lokal di negara tujuan juga bisa mempercepat adopsi QRIS, sekaligus membuka peluang bagi bisnis Indonesia untuk ekspansi ke pasar internasional berbasis transaksi digital.

Peluang di Arab Saudi khususnya sangat krusial, mengingat tingginya frekuensi perjalanan haji dan umrah. Kemudahan bertransaksi dengan QRIS di tanah suci akan memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Arab Saudi melalui konektivitas pembayaran digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun