Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kilau Emas Semakin Menyilaukan

6 April 2025   15:36 Diperbarui: 6 April 2025   20:50 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi harga emas meningkat. (DOK. Shutterstock/Olivier Le Moal via KOMPAS.com) 

Kilau Emas Semakin Menyilaukan: Mengurai Kenaikan Harga Emas Global dan Dampaknya

Ketika Emas Menjadi Cermin Kegelisahan Global

Ketika logam mulia bernama emas kembali memikat sorotan dunia, lonjakannya tak hanya mencerminkan pergerakan pasar, tetapi juga gejolak jiwa kolektif manusia terhadap rasa aman.

Di tengah pusaran ketidakpastian global, emas seperti memanggil kembali naluri primitif manusia: menyimpan nilai dalam bentuk yang tak tergantikan.

Dalam beberapa bulan terakhir, harga emas dunia telah menembus rekor historis baru, bahkan melewati batas psikologis USD 3.000 per troy ons pada Maret 2025.

Bagi sebagian, ini adalah peristiwa biasa dalam siklus ekonomi. Namun bagi para analis, investor, bahkan pemerintah, ini adalah pertanda zaman yang tak boleh diabaikan.

Peningkatan harga emas bukanlah fenomena yang berdiri sendiri. Ia merupakan akumulasi dari pelbagai kekhawatiran: mulai dari bayangan resesi global, langkah bank sentral yang berhati-hati, inflasi yang membayangi, hingga meningkatnya ketegangan geopolitik.

Data dari Reuters pada 20 Maret 2025 menunjukkan bahwa emas mencapai rekor tertinggi seiring dengan sinyal dari Federal Reserve AS yang mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga dua kali sepanjang tahun ini.

Pergerakan ini mengisyaratkan bahwa The Fed tengah mencoba menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan global, tanpa harus menyalakan api inflasi lebih jauh.

Kebijakan suku bunga rendah memiliki implikasi langsung terhadap harga emas. Karena emas adalah aset yang tidak memberikan bunga atau dividen, daya tariknya meningkat saat suku bunga menurun.

Semakin rendah suku bunga riil, semakin menarik emas bagi investor yang mencari tempat berlindung yang aman. Dalam konteks saat ini, penurunan suku bunga menjadi pelumas yang mempercepat reli harga emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun