Mohon tunggu...
Aisha Puti Andini
Aisha Puti Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Jurnalistik

Halo! saya adalah mahasiswi IISIP Jakarta jurusan Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nasib Sekolahku yang Malang

23 Desember 2022   16:48 Diperbarui: 23 Desember 2022   16:49 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Nasib Sekolahku Yang Malang

*Kesedihan Andi atas rencana dipindahkannya sekolah yang mengembannya selama 4 tahun belakangan.*

AISHA PUTI ANDINI, Depok.

Sekolah harusnya menjadi tempat Andi Ramadhan Saputra menuntut ilmu. Seragam merah putih yang disetrika rapih setiap pagi oleh sang ibu sekarang ragu untuk ia pakai. Setelah puluhan orang tua murid datang berdemo didepan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pondok Cina karena adanya aduan relokasi gedung tanpa bangunan pengganti, Andi rasanya sedih karena harus meninggalkan tempatnya menuntut ilmu selama 4 tahun belakangan. "Sekolahku akan jadi masjid! senang karena niatnya untuk tempat beribadah, namun sedih karena ratusan kenangan tinggal disini, kak" ucap anak berkulit kuning langsat, dengan tinggi yang seudah setara dengan pundak orang dewasa dengan mata cokelat teduh itu mulai berlinangkan air mata.

Sepatu hitam lusuhnya kadang masih terkena cipratan air bercampur semen bekas proyek pelebaran trotoar didepan sekolah. Baru saja beberapa hari yang lalu trotoar itu jadi, isu dipindahkannya sekolah yang terletak dipinggir jalan raya Margonda menyebar luas. Gundah dan sedih menyelimuti Andi setiap pukul 6 lewat 37 menit ia berangkat dari rumah. Dengan tas yang berisi harapan besar akan masa depannya, sepatu yang cukup lusuh untuk menopang langkahnya menuntut ilmu, dan seragam yang ibunya beli untuk mengantarkan ia bersekolah.

Terkejut rasanya ketika ia tau bahwa sekolah tercintanya itu akan di alih fungsikan menjadi Masjid. Ketika dimintai keterangan, sang yang harusnya menjadi pemimpin malah enggan memberikan komentar. Menelantarkan anak sekolah dasar seperti tidak berpengaruh besar untuk Idris, Walikota Depok. Lewat pengacaranya ia berkata untuk jangan tanyakan hal ini padanya, tanyakan saja pada pihak yang terkait yaitu Pemkot Depok. Heran dan bingung atas jawaban walikota ini, tanpa ada surat keputusan sebagai dasar hukum Pemkot Depok bisa bisanya merelokasi siswa SDN 1 Pocin.

"Harapan aku sih seenggaknya ada gedung yang lebih bagus daripada yang disamping trotoar, bukan malah direlokasi, kalaupun dipindahin ya gedungnya mana?" ucap Andi setelah mengetahui bahwa ia dan teman temannya akan dipindahkan tanpa ada Gedung pengganti yang akan menampungnya dan teman temannya. Wali murid SDN 1 Pondok Cina terus meminta kejelasan akan hal ini. Berbagai pihak datang ke sekolah untuk memberikan dukungan demi melawan ketidak adilan ini. Pemindahan secara sepihak ini terntunya menyulit emosi pihak internal sekolah bahkan sampai pihak luar sekolah. Karangan bunga dari Iluni FIB Universitas Indonesia dipajang didepan sekolah dengan maksud menunjukan rasa empati terhadap pemindahan sepihak ini.

Fungsi estetika perkotaan didahulukan, namun pendidikan di nomor duakan. Mungkin itu yang bisa kita lihat dari cara berfikir pemkot Depok. SDN 1 Pondok Cina Margonda Raya terancam akan digusur dan digantikan oleh sebuah masjid. Sepertinya pemkot Depok lupa akan hak warga atas pendidikan dan fungsi kelola ruang kota. Karena pada dasarnya kota bukan hanya milik otoritas pemerintah saja melainkan bersama masyarakat yang menikmatinya.

Mau bagaimana lagi, kasus ini masih bergantung. Andi terus mengadahkan tangannya kepada tuhan meminta untuk tidak dipindahkan kemanapun karena sudah nyaman. Sekarang ia sudah duduk dibangku kelas 5, tanggung sedikit lagi ia lulus. Ia berdoa agar diluluskan dengan nilai bagus. Seraya berdoa agar diluluhkannya hati sang Walikota untuk membatalkan rencana pemindahan sekolahnya ini. Dan meminta tolong jangan gusur sekolahan kami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun