Mohon tunggu...
Airin Aldiana
Airin Aldiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21

livin' my best life.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesulitan Praktik Belajar Seni Budaya di Masa Pandemi (Daring)

29 Juli 2021   19:33 Diperbarui: 29 Juli 2021   19:34 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 atau Corona Virus adalah Global Pandemic yang sudah berlangsung selama kurang lebih 2 Tahun, atau lebih tepatnya 16 Bulan. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Kasus pertama yang ditemukan di Indonesia pada Bulan Maret 2020 Lalu. 

Akibatnya, banyak aktivitas yang harus terpaksa berhenti. Di bidang Ekonomi terpaksa banyak yang harus gulung tikar, di bidang Transportasi banyak yang diberhentikan karena mobilitas dikurangi dan larangan untuk bepergian, dan juga ke bidang Pendidikan tentu saja. Tapi apa boleh buat? Lonjakan Corona Virus di Indonesia semakin parah, kasus keseluruhan sampai hari ini sudah memasuki sekitar 3 Juta jiwa yang terdata positif. Tentu saja menteri pendidikan dan kebudayaan kita, Nadiem Anwar Makarim tidak mau seluruh siswa -- siswi di Indonesia ini banyak yang terserang virus tersebut. 

Berawal dari hanya libur 2 minggu, menjadi 2 Tahun. Banyak siswa -- siswi yang sangat kecewa karena tidak bisa bersekolah tatap muka, Mereka mengutip data UNESCO yang menunjukkan bahwa pada bulan April, 1,6 miliar pelajar diliburkan dari sekolah dan universitas karena langkah-langkah untuk menekan penyebaran Covid-19. 

Angka tersebut merupakan sekitar 90% dari seluruh populasi siswa di dunia. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, satu generasi anak-anak di seluruh dunia terganggu pendidikannya," kata lembaga itu dalam sebuah laporan baru bertajuk Save our Education, seperti dikutip kantor berita AFP.

Bagaimana tidak? Ternyata bersekolah di rumah tidak se-asyik pada awal dirumahkan. Terampasnya kesenangan masa remaja mereka membuat mereka merasa sedih karena tidak bisa berinteraksi langsung dengan teman dan kerabatnya. Rasa bosan sudah mulai menghantui, tidak bisa bercengkrama bertemu teman-teman baru, ataupun menikmati makanan enak di kantin sekolahnya. 

Hanya bisa bertemu di layar Handphone atau Laptop. Setelah melakukan riset kepada 10 orang siswa, 9 diantaranya menjawab bahwa mereka sangat sedih, bosan, dan berpendapat bahwa belajar seni budaya secara daring tidak seru, materi tidak tersampaikan dengan jelas, dan tugas yang diberikan pun kurang bervariasi. Dan tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa membosankan dan jenuh. 

Tapi sedikitnya, mereka merasa menemukan sedikit skill baru, "Saya jadi bisa melukis, walaupun jelek" ujar Hafizan (16). Tapi saat mereka ditanya soal pengalaman menarik belajar seni budaya secara daring, kebanyakan menjawab "Tidak Ada'. 

Begitupun dengan Guru, pasti para Guru juga sangat ingin bertemu dengan murid -- muridnya. 

Dan bukan hanya itu, tapi terhambatnya aktivitas belajar mengajar praktik juga menjadi terhambat, salah satunya adalah mata pelajaran Seni Budaya yang rata -- rata adalah Praktik. Maka dari itu selain untuk materi sekolah, Seni Budaya juga mengajak siswa -- siswi untuk menghibur dan me -- refresh diri agar tidak terlalu bosan dan jenuh pada saat melakukan pembelajaran daring. 

Tapi karena keterbatasan tiap siswa berbeda -- beda. 

Ada yang tidak memiliki alat dan kebutuhan lainnya untuk praktik. Contohnya seperti alat musik, alhasil para guru harus memutar otak kembali agar pelajaran yang disampaikan bisa diterima dan menghasilkan skill baru pada siswa. Salah satu contohnya adalah melalui Media Pembelajaran yang dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun