Mohon tunggu...
Ainurrofiq
Ainurrofiq Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

Bahagialah dalam hidup Dan hiduplah bahagia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suka Duka di Balik Sandal Ghasab

29 November 2021   13:04 Diperbarui: 29 November 2021   13:38 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"oh maksud kamu sandal baru, soalnya yang lama sudah tidak enak dipakai jadi beli yang baru,"
"Kira-kira siapa ya,  yang jadi korban?," Dani ngeledek Alif
"Kamu menuduh aku menghasab dan mengambil milik orang lain?," Alif marah, wajahnya memerah, tangan kirinya memegang baju Dani hampir saja telapak tangan kanannya melayang menghampiri pipi Dani tapi teman - temannya yang lain menghalanginya.
"Maaf aku hanya bercanda," Dani ketakutan.

Alif mengurungkan niatnya untuk menampar Dani dan  segera pergi mengambil kembali semua makanan yang ia beli.
"Bro, mau kemana?," tanya Fajar
"Males aku di sini," Alif membalikkan tubuhnya
"Lalu, makanannya?" Tanya Fajar
"Nih untuk kalian," melempar satu snack seharga seribu.
"Ini gara-gara kamu Dan, kita gagal makan enak," Fajar menggerutu
"Ia maaf aku kan hanya bercanda," Dani menundukkan kepala.
*****

Ahmad masuk ke kelas menggunakan sandal yang baru saja ia beli. Ia tetap tersenyum dan bersemangat meski uangnya tinggal satu ribu, kembalian dari sandal yang ia beli.
"Assalamualaikum," dengan penuh kharisma ustad Alim mengucap salam
"Waailaikum salam," jawab semua santri dengan penuh ta'dhim

Ahmad menunduk dan betul2 mengamalkan etika di hadapan guru yang diajarkan oleh Imam Azzarnuji dalam kitabnya Taklimul Mutaallim. Diantaranya ia mendengarkan pelajaran dengan khusu', tidak bermain-main, tidak berbicara. Ahmad yakin ilmunya akan barokah jika ia betul-betul menjaga etika di hadapan gurunya.

Tanpa terasa, sudah satu jam lamanya ustad Alim  mengajar fan tasawuf tepatnya pada bab tawakkal. salah satu materi yang ia sampaikan adalah:

"Kita semua harus takawakkal kepada Allah Swt sambil meminta kepadanya dengan memperbanyak berdoa.  sesuai dengan firman Allah Swt
ومن يتوكل على الله فهو حسبه
Dan ayat
ادعواني استجب لكم
Ustad Alim juga membacakan sebuah syair
لا تسألن بني ادم حاجة * وسل الذي ابوابه لا تحجب
الله يغضب اذا تركت سؤله * وبني ادم حين يسئل يغضب

"Sungguh janganlah kalian meminta kepada bani adam tapi memintalah kepada Allah yang pintunya tidak pernah tertutup. Allah akan marah jika kita meninggalkan meminta kepadanya dan bani adam akan marah jika kita meminta kepadanya."
Ahmad mencatat bait-bait syair yang memotivasi hati nuraninya untuk tetap bersabar dan bertawakkal kepada Allah Swt.

Ustad Alim menutup pertemuan dengan membaca doa kafaratul majlis diikuti oleh semua muridnya.
Sebelum beranjak pergi ustad Alim memberitahukan bahwa nanti malam pemberian hadiah IMDA 1.
****
Malampun tiba, semua santri ibtidaiyah berkumpul, memeriahkan pemberian hadiah IMDA 1 setelah beberapa hari berjuang mengerjakan beberapa soal yang menguras emosi dan pikiran. Sebelum naik ke aula ahmad mampir ke warung pesantren setelah seharian ia tidak makan untuk sekedar membeli snack menggunakan sisa uang yang ada di kantong bajunya.
Sesampainya di warung pesantren ia memungut snack seharga seribu. Iapun membawanya dan saat hendak membayar ternyata uangnya tidak ada.

"Ya Allah padahal tadi saya letakkan di kantong baju, apakah uangnya terjatuh saat aku ambil wudhu' " Ahmad kebingungan
"Kenapa Mad, kok kayak kebingungan?" Tanya Faisal menepuk pundaknya dari belakang.
" ini tiba-tiba uang saya gak ada," Ahmad memelas
"Oh gini, saya aja yang bayar," Faisal menenangkan

"Tapi," Ahmad menunduk
"Sudahlah Mad, kamu gak usah malu aku hanya ingin sekedar berbagi."
Setelah membayar Faisal dan Ahmad menikmati makanan yang dibeli dan segera pergi ke aula karena acaranya segera dimulai.
Ahmad tidak begitu antusias memasuki aula karena ia tidak pernah juara, ia selalu berada di peringkat ke 4 dibawah Alif, Faisal dan Zidan.

Di awal acara Ustad Alim sebagai ketua pelaksana IMDA 1 melaporkan bahwa pelaksanaan IMDA 1 tahun ini berbeda dengan tahun-tahun berikutnya karena hadiah yang diberikan kepada santri-santri terbaik berupa uang dengan rincian: juara satu Rp 500 ribu, juara 2 Rp 300 ribu dan juara 3 Rp 100 ribu.
Santri2 terlihat sumringah. semuanya berharap bisa mendapatkan hadiah yang cukup fantastis itu. Termasuk Ahmad yang tidak memiliki uang sepeserpun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun