Oleh: Ainur Rohmah
Aku tak punya pilihan selain jatuh pada senyummu pada waktu itu,
Tanpa kusadari aku telah luluh oleh semua tentangmu,
Suara nyanyian masa depan begitu merdu,
Dua hati yang mencoba untuk berpadu,
Hingga perdebatan mulai menyapa,
Ruang perlu diperjuangkan,
Dan tumbuhlah keraguan soal kesetaraan,
Semakin nampak segala kekurangan dan perberbedaan,
Salah satu dari kita mulai ingkar,
Terjadilah sebuah pertandingan antara hati dan nalar,
Kau yang tiba-tiba ada,
Dan pergi tanpa memberi aba-aba,
Kini aku milih diam,
Saat kata tak lagi terbaca,
Saat kalimat tak mampu mengungkap,
Saat ucap tak lagi bermakna,
Aku bisa saja terbiasa dengan kepergian,
Entah aku yang pergi,
Atau ditinggal pergi,
Tapi nyatanya aku selalu kewalahan,
Menghadapi sebuah kehadiran.