Mohon tunggu...
Ainun Nimah
Ainun Nimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Saya suka menonton film, suka berkendara, memotret alam dan saya suka mengunjungi tempat wisata yang bertajuk alam :D

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sabtu Kelabu: Trauma di Antara Harapan akan Kemenangan yang Berujung pada Kematian

5 Oktober 2022   16:31 Diperbarui: 5 Oktober 2022   17:09 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : CNN Indonesia

Telah banyak beredar di berbagai media bahkan di layar tv nasional mengenai peristiwa Gas Air mata yang dilakukan oleh segenap aparat kepolisian, terjadi pada Liga Sepak Bola antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Tragedi ini terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang pada tanggal 01 Oktober 2022 di malam hari. Gas air mata ini di lontarkan karena terdapat kericuhan antara supporter Arema dan aparat yang bertugas, hal ini dilakukan agar kondisi di lapangan bisa sedikit teratasi, namun yang terjadi malah sebaliknya sehingga menelan korban yang sangat banyak.

Menurut berbagai media yang beredar, tragedy ini mengakibatkan 125 orang meninggal dan lebih dari 300 orang terluka, namun setelah dikonfirmasi ulang, terdapat update korban sehingga korban kematian bertambah menjadi 131 orang, dan yang lain masih dalam kondisi perawatan medis. sementara itu, sudah dibahas atau tertuang pada Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) bahwasannya telah ada peraturan untuk tidak menggunakan gas air mata dalam pertandingan sepak bola. Terdapat pada aturan FIFA Stadium Safety and Security Regulations pasal 19b.

Setelah kita mengetahui betapa menyeramkannya tragedi Kanjuruhan, lalu bagaimana keadaan psikis korban yang berhasil selamat atau hanya mengalami luka ringan ? apakah keadaan mentalnya baik-baik sajakah ? atau kemungkinan besar mereka mengalami sebuah trauma yang mendalam ?

Menurut beberapa konten video yang saya tonton di berbagai social media, saya menemukan dampak yang sangat mengerikan yang ditimbulkan dari gas air mata ini, tidak hanya ber efek pada pernafasan saja, tetapi juga berdampak pada kulit serta mata, gas air mata ini menyebabkan ruam kulit, bintik-bintik kemerahan serta sesak nafas yang parah, pada akun tersebut mejelaskan bila dia sempat mengalami pingsan setelah gas air mata itu dikeluarkan, dan sama sekali tidak sadarkan diri, dia merasa sangat takut dan trauma bila mengingat akan kejadian pada sabtu malam tersebut.

Trauma adalah sebuah hal yang sebagian besar sangat berpengaruh pada perilaku serta pikiran seseorang, sedangkan pikiran sangat berpengaruh pada perilaku, kebiasaan, serta tabiat seseorang, bila seseorang sudah mengalami sebuah traumatis, dipastikan akan sangat sulit menghilangkannya bila tidak ditangani dengan tepat dan juga segera, banyak diantara mereka yang memiliki trauma yang tak kunjunga ditangani sehingga dapat merubah tingkah lakunya. Dalam tulisan kali ini saya akan mengaitkan antara trauma dengan TEORI BELAJAR ASOSIASISTIK yang di bawakan oleh IVAN PETROVICH PAVLOV. Dalam eksperimen yang dilakukan Pavlov ini menghasilkan dua buah hokum belajar :

Memang sebuah trauma itu tidak sebegitu saja bisa dihilangkan, bahkan trauma pun bisa dari mana saja kita peroleh, dari sebuah peristiwa adalah yang paling umum, dan kita menjadi salah satu actor atau hanya sebagai penonton dari peristiwa tersebut, indera yang menangkap kemudian di proses oleh otak sehingga mengakibatkan sebuah trauma. Trauma yang kita miliki pun bisa bervariasi, ada yang kecil sehingga kita masih bisa mengendalikannya, dan adapula yang besar/parah sehingga bila mengingat kembali atau melihatnya kita mengalami sebuah respon yang bermacam-macam pula, ada yang hanya sekedar kaget, takut, menangis, bahkan yang paling parah kita dapat berhalusinasi dengan peristiwa tersebut.

Sesorang yang memiliki trauma pasti memiliki perilaku yang berbeda ketika dia mengalami hal yang sama, ini bisa menjadi sangat berbahaya ketika dipendam terus menerus, karena sebuah trauma yang dipelihara bisa tumbuh dalam diri kita dan kita tidak bisa membohongi akan respon diri kita, kita akan cenderung otomatis melampiaskan kekesalan atau ketakutan yang kita miliki kepada hal lain, contohnya seperti anak yang memiliki trauma karena broken home, pasti dia akan memiliki perilaku serta sifat yang berbeda, dia akan cenderung menutup diri dan lebih suka murung, hal ini bila tidak ditangani segera dengan stimulus yang tepat maka akan berbahaya untuknya bahkan di kemudian hari.

SUMBER

Indonesia, C. (2022, Oktober 04). Aturan Gas Air Mata: Perintah di Tangan Komandan Satuan PHH Brimob. Retrieved Oktober 05, 2022, from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221004145350-12-856223/aturan-gas-air-mata-perintah-di-tangan-komandan-satuan-phh-brimob

News, D. (2022, Oktober 04). Gas Air Mata di Tragedi Maut Kanjuruhan Disorot Dunia. Retrieved Oktober 05, 2022, from Detiknews.com: https://news.detik.com/internasional/d-6327705/gas-air-mata-di-tragedi-maut-kanjuruhan-disorot-dunia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun