Mohon tunggu...
Ainun Jariyah
Ainun Jariyah Mohon Tunggu... Lainnya - If you dream it, you can do it

◉‿◉

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenali dan Mengatasi Emosional pada Anak

26 September 2020   07:08 Diperbarui: 26 September 2020   07:25 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Masa anak-anak merupakan masa seorang insan senang melakukan eksplorasi terhadap sesuatu yang baru. Mereka tertarik untuk mengetahui dan mengenal hal-hal yang mereka anggap baru. Karenanya, mereka akan banyak tingkah saat melakukan eksplorasi tersebut.

Sebagai orang tua, terkadang sebagian dari kita merasa kewalahan terhadap tingkah anak pada saat melakukan eksplorasi. Biasanya anak melakukan eksplorasi yang normal. Namun, terkadang juga mereka melakukan eksplorasi yang aneh-aneh.

Perlu kita sadari, pada masa kecil ini, anak yang normal ialah anak yang banyak tingkah (baca: aktif) melakukan eksplorasi. Kita harus bersyukur jika anak kita seperti itu. Hal itu menunjukkan kalau anak kita itu normal. Meskipun di lain sisi, tenaga kita harus terkuras saat membersamai mereka melakukan eksplorasi.

Perlu diketahui bahwa pendidikan anak berawal dari dalam lingkup keluarga dan ketika mendidik anak kita perlu mengenal dan memperlakukannya dengan baik. Karena keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan emosi, pola pikir, serta karakter anak. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang paling utama bagi anak. Anak yang dibesarkan dilingkungan keluarga yang baik, terdidik, dan harmonis memiliki peluang besar untuk tumbuh dengan karakter yang baik.

Dari keluarga itu sendiri anak belajar. Mereka mengamati, menyimak, dan mengamalkan apa yang dilihat disekitarnya. Mereka belajar dalam segala hal mulai dari berjalan, berbicara, membaca, menulis, hingga mereka belajar tentang menjalani kehidupan. Jadi peran keluarga disini adalah keluarga yang mampu mengatur, membentuk, dan menjadi pihak yang selalu ada bagi anak agar menjadi pribadi yang baik. Setiap orang tua tentunya memiliki cara tersendiri untuk mendidik anak.

Anak belajar tidak hanya di rumah tetapi rumah merupakan sekolah kedua bagi anak yang dapat membentuk sifat dan karakter individu tersebut menjadi ideal dan menyiapkan mereka agar dapat  hidup bermasyarakat. Meskipun orang tua terkadang tidak bisa mengubah hati anak, namun orang tua dapat membentuk kepribadian anak, karena di rumah terdapat pendisiplinan yang secara tidak langsung dapat menjadi alat pendorong bagi anak.

Mengatasi anak yang hobi marah-marah dan mengamuk bukan perkara mudah. Kondisi ini dikenal dengan tantrum. Tantrum adalah ledakan emosi yang dirasakan oleh anak-anak atau orang dewasa yang memiliki masalah dalam emosional. Biasanya tantrum ditandai dengan sikap keras kepala, menangis dengan kerah, marah-marah, dan sulit menenangkan diri. Namun, tantrum pada anak merupakan hal yang umum terjadi. Hal ini bisa dijadikan sebagai pengukur dari kekuatan pengembangan karakter pada anak-anak.

Tantrum muncul pada anak yang memiliki usia 15 bulan ke atas. Hal ini terjadi karena ketidakmampuan anak untuk menjelaskan apa yang menjadi keinginannya dengan kata-kata. Emosi mereka meledak dan menjadi tantrum. Sebaiknya ketahui jenis tantrum pada anak, agar mampu menangani tantrum pada anak dengan baik.

Tantrum Manipulatif

Biasanya, tantrum manipulatif akan muncul jika keinginan anak tidak dipenuhi. Tantrum manipulatif adalah tindakan yang dilakukan oleh anak-anak ketika keinginannya tidak terpenuhi dengan baik. Ini adalah tantrum yang dibuat-buat oleh anak-anak untuk membuat orang lain memenuhi keinginannya. Perlu diingat, tantrum manipulatif tidak terjadi pada semua anak. Kebanyakan tantrum manipulatif muncul akibat adanya penolakan.

Banyak hal yang bisa ibu lakukan untuk menghentikan anak dari kondisi tantrum. Tenangkan anak. Ibu bisa membawa anak ke tempat yang lebih tenang, pantau anak dan awasi, bebaskan dia untuk melakukan apa yang dia mau untuk bisa meluapkan emosinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun