Mohon tunggu...
Sosbud

Arab Sebelum Islam

15 November 2018   13:20 Diperbarui: 15 November 2018   16:01 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bangsa arab  hidup berpindah-pindah karena tanahnya dari gurun pasir dan sedikit turun hujan. Bangsa Arab disebut juga disebut juga bangsa Badawi, Badawah, atau Badui yang menggembalakan ternaknya. Mereka mendiami wilayah Jazirah Arabia. Penduduk Arab tinggal di kemah-kemah dan hidup berburu untuk mencari nafkah. Bangsa Arab dibagi menjadi dua. Yakni Qahtan dan Adnan, Qahtan berdiam di Yaman, tetapi hancurnya bendungan Ma'rib (120 SM), kemudian mereka berimigrasi ke utara dan mendiami kerajaan Hirah dan Ghassan. Sedangkan Adnan adalah keturunan Islami ibn Ibrahim yang banyak mendiami Arabia dan Hijaz (Hasan Ibrahim Hasan, 1989:17).

Mekah selalu ramai didatangi oleh para haji pada bulan bulan haji, suku Amaligah adalah suku yang berkuasa sebelum lahirnya Ismail, kemudian datang suku Jurhum ke Mekah yang bersamaan dengan kelahiran Ismail. Suku Jurhum kemudian digantikan oleh suku Khuza'ah (207 SM). Dan kemudian suku Khuza'ah dibawah pimpinan Qusai. Ia mengatur urusan Ka'bah, setelah wafatnya (480 M) dan digantikan oleh anaknya Abdud Dar.

Menjelang era Islam, Arabia merupakan wilayah pinggiran bagi masyarakat imperial Timur Tengah dalam posisinya sebagai negara yang perkembangannya sebanding perkembangan negara-negara zaman kuno dan tidak terlibat dengan perkembangan negara-negara lain di wilayah ini. Arabia merupakan komunitas besar yang secara khusus tetap memperhatikan pengaruhnya, sementara institusi perkotaan, kerajaan, keagamaan tidak mengalami perkembangan.

sekalipun semua institusi tetap berlangsung. Sedangkan dunia

Imperial pada umumnya merupakan masyarakat agrikultural, Arabia bertahan sebagai masyarakat menggembala (pastoral). Ketika dunia imperial pada umumnya merupakan wilayah perkotaan, Arabia bertahan sebagai negeri perkemahan dan oasis. Ketika masyarakat imperial mengembangkan keyakinan monotheistik, masyarakat Arabia pada umumnya sebagai warga papan. Ketika dunia imperial pada umumnya secara politik terorganisir secara baik, maka Arabia secara politik tercerai berai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun