Mohon tunggu...
Aini zamzambtr
Aini zamzambtr Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Always Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lebih Takut Allah atau Covid-19?

9 Agustus 2020   14:18 Diperbarui: 9 Agustus 2020   14:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setelah dikaitkan dengan hukum maslahat (masalih al mursalah), persaudaraan antar manusia setelah mewabahnya pandemi covid-19 bukan berarti hilang begitu saja. Penerapan pembatasan sosial di semua kalangan tidak bisa didampakkan dengan  sempitnya ukhuwah, sulitnya kehidupan bersosial, atau menyampaikan alasan-alasan lain tentang rasa takut, sehingga kebijakan ini susah dilakukan penerapannya.
Semua menyadari bahwa kebijakan pembatasan sosial memang akan berpengaruh pada apapun kegiatan bersosial di masyarakat. Khususnya agenda-agenda keagamaan. Perwiritan, kajian Islam, khataman, proses belajar mengajar agama secara menyeluruh akan ditunda bahkan batal dilaksanakan. Kota dan desa wajib menerapkan kebijakan ini demi menutup penyebaran pandemi.
Namun dalam penerapannya, didapati kelompok-kelompok masyarakat masih menjalankan rutinitas seperti biasa, utamanya di tempat umum, tanpa serius menerapkan protokol kesehatan. Sejumlah komentar yang dianggap masuk akal pun menjadi penyebab sulitnya pembatasan sosial ini dijalankan. Covid-19 itu makhluk, misalnya. Berserah diri saja kepada Allah, Zat yang menguasai langit dan bumi, Ia yang menurunkan dan mengangkat segala penyakit, tidak ada kuasa selain kuasa Allah, dan Allah Maha Kuasa atas terjadinya sesuatu.

Sebagai muslim yang mengimani sifat qudrat-Nya, berserah diri menjadi jalan perlindungan terbaik. Apalagi segala kerusakan laut dan darat tidak lepas dari kesalahan manusia sendiri, dan penjelasan lain yang mengarah pada muslim lebih takut Allah, atau covid-19?
Argumen tersebut tidak berarti salah. Apalagi sejumlah alasan yang dikeluarkan sesuai dengan dalil-dalil tentang berlindung dan berserah diri pada Allah Swt. Namun sebagai muslim yang telah mengkaji beberapa kitab, tentu fakta-fakta tentang covid-19, seperti bertambahnya kasus Orang dalam Pemantauan (ODP), Pasien dalam Pengawasan (PDP), bertambahnya korban positif, dan meningkatnya kematian, pun tidak bisa disepelekan.

Ulama dan tokoh masyarakat penting menjelaskan ini secara rinci, bahwa antara penerapan pembatasan sosial dengan takut pada Allah masih satu keterikatan. Tidak ada batasan dalam mempererat persaudaraan. Dalam masa pandemi sekalipun, persaudaraan tetap bisa dilakukan apabila umat muslim memahami hukum-hukum kemaslahatan (masalih al mursalah). Muslim statusnya masih bisa menguatkan ukhuwah demi meninggikan dan memuliakan ajaran Allah Swt, walau dengan sama-sama menghindari penyebaran penyakit. Takut covid-19 bukan berarti sejajar dengan takut pada Allah Swt.
()
Muslim dengan muslim lainnya seperti satu bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lain. (Al hadits)
Hadits ini baik dipedomani sebagai pemahaman bahwa covid-19 adalah masalah bersama. Siapa pun ikut terlibat menuntaskannya. Pada masa pandemi, muslim satu dengan muslim lainnya dituntut menjadi satu tubuh yang saling berkebutuhan. Satu muslim yang sakit, penyakit juga bagi muslim lainnya. Satu muslim kehilangan nyawa, sama dengan putusnya jumlah ukhuwah umat Islam keseluruhan. Muslim adalah satu bangunan, yang mesti sama-sama merasakan susah senang kehidupan.
Siapa yang perlu ditakuti?
Allah Swt atau covid-19?
Karena faktor ekonomi, ini menjadi salah satu alasan bandalnya sejumlah kalangan menerapkan pembatasan sosial. Tokoh masyarakat diimbau dapat meluruskan pemahaman ini dengan cakupan ilmu yang dimiliki.
Takut pada Allah Swt tidak bisa disamakan dengan takut pada makhluk-Nya. Ini dua konsep yang berbeda. Takut pada makhluk biasanya ditandai dengan menghindarnya seseorang dari yang ditakuti, sedangkan takut pada Allah ditandai dengan semakin dekatnya seseorang pada Zat yang ditakuti.

Takut pada makhluk juga ditandai dengan harapan agar terhindar dari makhluk tersebut, sedangkan takut pada Allah Swt ditandai dengan harapan agar semakin mendekati-Nya, mengerjakan apa yang diperintahkan, dan menjauhi semua larangan-Nya.
Sebagai bukti takut kepada Alah Swt, masyarakat harusnya mematuhi aturan-aturan baik yang dibuat pemimpin negeri (pemerintah). Pembatasan sosial misalnya, menjaga kebersihan, penggunaan masker, dan menunda aktivitas-aktivitas yang menyebabkan perkumpulan, agar kondisi segera pulih. Dalam hal ini, menaati pemimpin adalah bagian dari menjalankan perintah Allah Swt.
()
Patuhilah Allah dan patuhilah rasul, dan patuhi pemimpin di antara kalian. (Al hadits)
Ukhuwah sesama muslim memang harus dijaga. Namun mematuhi aturan pemerintah dengan tidak bersosial secara langsung adalah upaya  menjaga ukhuwah di masa mendatang.
Lagi pula, persaudaraan sesama muslim tidak mesti dijalin secara langsung saja. Mempererat ukhuwah secara tidak langsung justru lebih penting untuk masa-masa seperti ini. Ukhuwah secara tidak langsung seperti mendoakan orang-orang yang terkena covid-19, menunda keluyuran agar orang-orang tidak terkena virus, sekaligus berserah diri kepada Allah dengan harapan terbebas dari pandemi, patut dilakukan. Bahkan ibadah-ibadah yang dikerjakan di rumah masing-masing atas dasar ingin menghentikan penyebaran covid-19 juga sudah menjadi bagian dari upaya mempererat ukhuwah.

Syekh Muhammad bin Abu Bakr Al Ushfury dalam kitab Al Mawaiz Al 'Ushfuriyyah menuliskan hadits Nabi Muhammad SAW.
()
Orang penyayang akan disayang oleh Zat yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa pun yang ada dibumi, niscaya yang di langit akan menyayangi kalian.  (Al hadits)
Setiap orang memiliki andil menyelamatkan muslim dan manusia umumnya dari wabah pandemi. Bertambahnya korban akan menjadi peringatan keras bagi kita semua, terutama bagi orang-orang yang masih menentang aturan pemerintah.
Diartikan dari hadits di atas, upaya menyayangi mahkluk, utamanya sesama muslim, dengan menerapkan protokol kesehatan insyaalah akan mendapat derajat di sisi Allah Swt, terlebih akan didoakan oleh makhluk-makhluk langit, seperti malaikat, ruh para nabi, dll.
Penting diketahui, bahwa umat Islam saat ini ditantang lebih takut kepada Allah Swt dengan cara mengikuti anjuran baik dari pemerintah, bukan malah melanggar dengan alasan tidak takut corona.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun