Mohon tunggu...
Ainag Al Ghaniyu
Ainag Al Ghaniyu Mohon Tunggu... Buruh - a jannah seeker

Writing for healing

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mereka yang Menunjukkan Jalan

22 Januari 2022   09:39 Diperbarui: 22 Januari 2022   10:17 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jakarta bukan kota asing sepenuhnya, malah separuh menjadi "kampung halaman".  Beberapa keluarga besar menetap di sana.

Tetapi, saya tidak pernah keleleran. Setiap pergi ke dan selama berada di Jakarta, saya selalu diantar jemput. Tinggal duduk manis atau nunjuk-nunjuk.

Selama tahun 2003, saya "terpaksa" menjadi penduduk Jakarta. Menjalani rangkaian pendidikan sebagai PNS baru di sebuah Kementerian.

Selama itu saya tinggal di Jakarta Timur, dan setiap pagi harus menuju Pusdiklat yang berada di Slipi, Jakarta Barat.

Well, petualangan yang sesungguhnya pun dimulai. Bukan saya tidak terbiasa dengan angkutan umum. Toh selama di Surabaya, setiap hari pun harus berburu bus kota, angkot, dan tabah menanti berjam-jam.

Namun Jakarta tetap mengerikan untuk  cah ndeso macam saya.  

Dari Jakarta Timur ke Jakarta Barat, memanggul tas ransel berat yang terisi penuh modul-modul tebal yang wajib dibawa setiap hari. Ketika tidak muat, masih ada tas tambahan yang harus ditenteng, berisi bekal makan dan minum.

Iya, selama diklat  tidak tersedia air minum yang bebas diambil para peserta diklat. Saya selalu membawa satu botol Aqua 1,5 liter yang saya isi ulang di rumah, agar tidak kehausan karena baru sampai rumah menjelang magrib.

Masa iya minum air kran?

Seminggu pertama saya masih di antar jemput. Lalu mulai kenal kawan-kawan sekelas. Beberapa kawan yang anak Jakarta dan paham jalur transportasi mulai berbagi informasi.

"Ngapain pakai diantar jemput segala? Naik bus lah, gampang kok!"
Demikian mereka berusaha meyakinkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun