Mohon tunggu...
Ainag Al Ghaniyu
Ainag Al Ghaniyu Mohon Tunggu... Buruh - a jannah seeker

Writing for healing

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Elegi Ramadan Seorang Single Mom

27 April 2021   10:48 Diperbarui: 27 April 2021   18:33 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : canva creative pribadi

Herannya, di saat biasanya orang-orang akan menyerbu aneka makanan untuk berbuka puasa, tapi tidak pada saat itu. Beberapa hari terakhir dagangannya selalu tersisa banyak. Kata penjual yang ia titipi, pasar sedang ssepi

"Sungguh, aku bingung setengah mati. Apa lagi yang bisa kulakukan." Demikian ceritanya.

Setiap malam ia mengadukan semua gundah kepada pemilik hidup. Menangis dalam sujud-sujud panjang. Menengadahkan doa agar karunia dilimpahkan. Dibukakan jalan untuk menjemput rezeki. Setelahnya ia menyiapkan makanan sahur bagi anak-anaknya.

Ia pun harus melakukan berbagai cara untuk berhemat. Memotong lauk dalam potongan-potongan kecil supaya jadi banyak, membumbuinya lebih asin dari seharusnya agar anak-anak merasa cukup dengan sedikit saja bagian lauk masing-masing.

Khusus untuk dirinya, ia hanya meneguk teh hangat, agar perut sedikit kenyang tanpa harus diisi makanan padat. Melihat anak-anak yang tetap makan dengan lahap, dan saling bercengkerama, membuatnya masih menyimpan harapan. Pertolongan Allah akan segera datang.

Beberapa hari kemudian saat keadaan benar-benar sudah kritis, ba'dha shalat dhuhur pintu rumahnya diketuk orang. Ternyata rombongan teman-teman sekolah.

Tak disangka-sangka, teman-temannya ini membawakan bingkisan yang berlimpah. Beras sepuluh kilo, mi instan satu dus, telur dua kilo, sirup, gula, dan beberapa bahan pokok lain.

"Masya Allaah, aku langsung nangis! Mereka memelukku bergantian. Padahal aku tak pernah bertemu dengan mereka bertahun-tahun lamanya..." ujarnya kemudian.

Tak hanya sampai di situ. Ketika mereka akan berpamitan, salah seorang mendekati Nining sambil mengangsurkan sebuah amplop.

"Aku kaget .... Isinya banyak sekali! Lima ratus ribu!"

Ia tersedu-sedu masih dalam pelukan kawannya. Sampai Ilham, si anak bungsu yang ikut menemaninya menerima tamu, memandangi dengan tatapan bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun