Saya bukan penulis. Belum punya karya yang diterbitkan berbentuk buku sampai tulisan ini diposting, tidak aktif berkontribusi di media tertentu. Tapi saya hobi membaca. Rajin sekali menata buku-buku di rak  yang sekalipun sudah tinggi menjulang sampai tak terjangkau oleh tangan kecuali memanjat kursi dan bagian rak, tapi masih terus bertambah penghuninya.Â
Diantara pilihan bacaan saya yang terbanyak memenuhi rak adalah novel. Saya yakin para penulis novel-novel tersebut sudah lolos dari jeratan writer's block, sehingga terbitlah novelnya. Tentu setiap menulis lagi, akan ada tantangan writer's block ini muncul.
Beberapa novel yang saya beli, dipilih hanya dengan sekilas membaca sinopsis di bagian belakang buku. Saya tidak pernah membaca resensi  atau membaca sinopsis dari pembacanya. Malas.Â
Jadi bila sinopsisnya cukup menarik, saya beli. Toh novel yang sudah diterbitkan, dalam pandangan saya yang naif, pasti memiliki kualitas yang cukup memadai untuk dijual bagi sebuah penerbit. Iyalah, masa sih penerbit rela membukukan karya yang tidak bagus ?
Ternyata kemalasan saya menelaah resensi buku berakibat tidak menyenangkan. Beberapa novel yang dibeli berdasarkan persepsi bahwa penerbit pasti hanya menerbitkan tulisan yang layak baca, ternyata tidak sepenuhnya benar.
Iya, tidak semua novel enak dibaca. Entah ceritanya lebay, paling mudah dikenali dari penamaan tokoh, plotnya tidak menarik atau dipaksakan, bahasanya kurang rapi dan seterusnya. Konflik mengada-ada, kehadiran sejumlah tokoh yang dipaksakan, dialog yang tidak mengalir.
Hei, ingat, saya bukan penulis, jadi saya tidak punya kapasitas yang cukup untuk menilai sebuah tulisan. Ini penilaian sok tau khas saya, yang sudah terlalu sering membaca novel. Yang beberapa saya baca berulang kali.
Sekali lagi, ini opini saya yang, baca lagi paragraf di atas, penggemar novel yang rajin menata buku di rak yang menjulang tinggi tak terjangkau tangan.Â
Saya bertanya-tanya, dan sering saya sampaikan juga kepada penulis yang telah menerbitkan buku.Â
Sebanyak apa buku yang telah mereka baca? Jangan-jangan yang ngaku penulis dan punya karya, tidak membaca sebanyak saya? Jangan-jangan mereka tidak secinta saya terhadap buku?