Mohon tunggu...
NIA
NIA Mohon Tunggu... Penulis - Finding place for ...

- Painting by the words

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Satu dari Sekian

7 Maret 2021   07:07 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:27 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Sofi/https://id.pinterest.com/pin/126382333285225891/

Pemulung yang berusia renta mengulurkan tangan, menerima nasi kotak dengan lauk ayam goreng yang masih utuh. “Terima kasih.”

Raka tidak menjawab. Hanya memberi anggukan, lalu melangkah pergi.

“Tunggu, Nak.” Nenek itu menahan Raka dan menghampirinya. Ia mengamati wajah sendu Raka sambil tersenyum.

“Kamu sudah makan?”

“Saya sudah makan.”

“Apa kamu bekerja di sana?” Nenek menunjuk cafe di depannya yang terdapat tulisan “CLOSE/ TUTUP”.

“Iya.”

Nenek mengangguk-angguk, lalu meraih lengan Raka. “Bolehkah Nenek meminta sesuatu yang lain?”

Raka mengangguk menyanggupi.

Nenek menunjuk karungnya yang tersandar di bak sampah. “Hari ini, karung Nenek lebih berat dari biasanya. Nenek kesulitan memikulnya. Apa boleh Nenek minta tolong dibawakan?”

Raka bimbang. Bukan karena tidak mau membantu, namun ia masih perlu membersihkan cafe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun