Mohon tunggu...
NIA
NIA Mohon Tunggu... Penulis - Finding place for ...

- Painting by the words

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanda Cinta

23 Desember 2019   15:10 Diperbarui: 12 Januari 2022   08:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernahkah terlintas di benakmu, mengapa dari sekian banyak kisah hidup di dunia ini, kehidupan yang kamu jalani justru tidak sesuai ekspektasi, sedangkan orang lain memiliki kisah yang indah seperti impianmu? Apa kamu tahu jawabannya? Mayoritas orang yang kukenal menjawab sama: sudah takdir.

Lalu, apa takdir itu? Bagaimana sebuah takdir manusia diputuskan? Mengapa dari miliaran manusia yang menghuni bumi, dia yang terpilih untuk dekat denganku?

"Nunggu temannya, Mbak?" Aku menoleh ke sumber suara. Seorang bapak separuh baya tersenyum kepadaku. Aku sadar, sejak tadi beliau memperhatikanku yang suka sekali menilik jam tangan dan gereja di seberang jalan.

"Iya, Pak," jawabku.

"Memang temannya  kemana?"

“Masih kebaktian, Pak."

Bapak itu mengangguk-angguk. Tangannya meracik semangkuk bakso lezat dengan cekatan, lalu membawanya ke meja pembeli yang baru datang. "Mbak nggak ikut?" tanyanya lagi.

Aku tersenyum tanggung, lantas menggeleng pelan. Kuharap bapak penjual bakso paham bahwa aku tidak tertarik memberikan jawaban secara lisan, atau tepatnya, aku kurang nyaman dengan pertanyaannya barusan. Setelah itu, lensa mataku telah fokus pada laki-laki yang sedang berlari dari gereja di seberang jalan menuju ke arahku dan duduk di dekatku. Seperti biasa, wajahnya selalu terlihat lebih sumringah setelah keluar dari tempat ibadah.

"Untung aja sebelum ke gereja aku makan nasi gorengmu, Sa. Tadi ada penjamuan," ucapnya. Senyum merekah menampilkan barisan gigi yang rapi dan terawat.

Aku ikut tersimpul. "Say thanks to me!"

"Thank you so much!" serunya, "by the way, sudah habis berapa mangkuk bakso nih?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun