Mohon tunggu...
Yosilia Nursakina
Yosilia Nursakina Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perlukah kita Bergabung dengan Gerakan Anti-vaksin?

11 Desember 2018   00:08 Diperbarui: 11 Desember 2018   02:25 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembahasan: Pada tahun 1998, memang sebuah penelitian yang mengatakan bahwa terdapat kemungkinan hubungan antara pemberian vaksin MMR dengan autisme, namun ternyata penelitian tersebut salah dan hanyalah sebuah penipuan. Selama dua dekade, setidaknya terdapat 2 kali KLB campak di Inggris, total 12.000 kasus campak, ratusan rawat inap---banyak yang disertai dengan komplikasi---dan setidaknya tiga kasus kematian.

 "Vaksin haram dan mengandung babi"

Pembahasan: Beberapa vaksin, seperti vaksin polio dan MR, memang masih menggunakan enzim tripsin babi dalam proses pembuatannya. Enzim ini diperlukan sebagai katalisator untuk memecah protein menjadi peptida dan asam amino yang menjadi bahan makanan kuman. Kuman akan dibiakkan dan difermentasi, kemudian diambil polisakaridanya sebagai antigen bahan pembentuk vaksin. Selanjutnya dilakukan proses purifikasi dan ultrafiltrasi yang mencapai pengenceran 1/67,5 milyar kali sampai akhirnya terbentuk produk vaksin. Pada hasil akhir proses sama sekali tidak terdapat bahan-bahan yang mengandung enzim babi. Bahkan antigen vaksin ini sama sekali tidak bersinggungan dengan enzim tripsin babi baik secara langsung maupun tidak. Fatwa MUI juga menyatakan bahwa vaksinasi termasuk mubah dikarenakan terdapat kondisi darurat.

Pada akhirnya, saya menyadari bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk memerangi penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Ironis, jika kita lebih mempercayai cerita-cerita di blog dan media sosial daripada riset yang dilakukan bertahun-tahun lamanya. Mari kita mulai budayakan membaca informasi secara lengkap dan benar sebelum kita menyebarkan informasi yang salah pada keluarga, sanak saudara, dan teman-teman kita. Mari kita bebaskan diri kita sendiri dari kebobrokan yang mengorbankan anak-anak kita. Seluruh anak Indonesia, termasuk anak cucu kita, pun memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan tubuh melalui vaksinasi.

Masihkah kita menutup rapat-rapat telinga kita terhadap deretan fakta terkait manfaat dari vaksinasi?

Jawabannya ada di tangan kita sendiri.

Referensi

  1. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: BKKBN; 2018.
  2. Departemen Kesehatan RI. Pemerintah Optimis KLB Difteri Bisa Teratasi. [cited at 10 December 2018]. http://www.depkes.go.id/article/view/18011500004/pemerintah-optimis-klb-difteri-bisa-teratasi.html
  3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pendapat Ikatan Dokter Anak Indonesia Kejadian Luar Biasa Difteri. [cited at 10 December 2018]. http://www.idai.or.id/about-idai/idai-statement/pendapat-ikatan-dokter-anak-indonesia-kejadian-luar-biasa-difteri
  4. Rao TSS, Andrade C. The MMR vaccine and autism: Sensation, refutation, retraction, and fraud. Indian J Psychiatry. 2011 Apr-Jun; 53(2): 95--96.
  5. Fadhila SR. Apakah Vaksin Mengandung Babi? [cited at 10 December 2018]. Accessed from http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/apakah-vaksin-mengandung-babi
  6. Bustreo F. Embrace the facts about vaccines, not the myths. [cited at December 5th, 2018]. Accessed from http://www.who.int/news-room/commentaries/detail/embrace-the-facts-about-vaccines-not-the-myths
  7. American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology. Vaccines: The Myths and The Facts. [cited at December 5th 2018]. Accessed from https://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/library/allergy-library/vaccine-myth-fact

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun