Dari sekian banyak penyebab, seks bebas dan narkoba adalah faktor utama seseorang terjangkit HIV/AIDS. Demikian yang disampaikan dr. Gatut Priyonugroho dalam wawancara melalui aplikasi Whatsapp dengan kru media AILA, Jum’at (02/09) lalu.
Berurusan dengan pengidap HIV/AIDS bukan hal baru bagi Gatut. “Saya biasanya berinteraksi dengan pasien HIV/AIDS di rumah sakit, baik di poliklinik rawat jalan, bangsal rawat inap, atau pun di Instalasi Gawat Darurat,” ujar dokter yang berpraktek di RS Persahabatan ini.
Bercermin dari pengalamannya, Gatut menyimpulkan bahwa kebanyakan pasien HIV tertular karena seks bebas dan narkoba suntik. Karena itu penanganan yang komprehensif terhadap dua masalah merupakan solusi paling tepat untuk meredam penyebaran HIV/AIDS.
Pada perkembangannya, orang yang tak bersalah pun ikut terdampak oleh HIV/AIDS. “Sejumlah besar ibu rumah tangga juga terkena HIV meskipun tidak melakukan seks bebas dan narkoba suntik. Mereka tertular dari suaminya yang melakukan seks bebas di luar,” ungkap pria yang sedang menempuh tahap akhir pendidikan spesialis paru tersebut.
Dan para ibu rumah tangga itu baru sadar ketika masalahnya sudah gawat. “Biasanya suaminya sakit berat terlebih dahulu. Setelah itu diperiksa, ternyata HIV. Kemudian meninggal. Tak lama kemudian, sang istri mengalami gangguan kesehatan, dan kemudian ketahuan bahwa ternyata ia tertular HIV juga,” tandasnya.
Menanggapi penjelasan di atas, Akmal Sjafril, Kepala Sekolah Pemikiran Islam (SPI) mengungkap kekhawatirannya akan pemutarbalikan logika yang dilakukan oleh sejumlah kalangan.
“Memang sekarang yang tertular HIV bukan hanya pelaku seks bebas dan pengguna narkoba lagi, karena ada juga modus penularan lain, misalnya transfusi darah. Tapi itu bukan berarti kita tidak perlu memfokuskan perhatian untuk mencegah perilaku seks bebas,” ujarnya.
Fakta bahwa banyak orang tak bersalah yang tertular HIV/AIDS dari para pelaku seks bebas dan pengguna narkoba menunjukkan bahwa masalah ini sudah sangat membahayakan masyarakat. “Justru dengan melihat kenyataan itu, para pelaku seks bebas dan pengguna narkoba harus semakin merasa bersalah. Keberadaan mereka membahayakan masyarakat!” pungkasnya.