Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Budaya Konsumsi Instan dan Krisis Keuangan di Balik Paylater

14 Mei 2025   09:00 Diperbarui: 13 Mei 2025   01:36 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahaya paylater mengintai. (Dibuat oleh ChatGPT)

Paylater memberikan kenyamanan, namun bisa mengancam keuangan generasi muda jika tidak dikelola dengan bijak.

Paylater adalah layanan yang memungkinkan kita membeli barang sekarang dan membayar nanti. Layanan ini terlihat praktis dan menguntungkan, apalagi di zaman serba cepat ini. 

Namun, ada dampak buruk di balik kemudahan tersebut. Penggunaan paylater dapat berbahaya bagi keuangan, terutama generasi muda. Banyak yang terbuai dengan konsep gratifikasi instan. 

Hal ini sering menyebabkan terjebaknya seseorang dalam utang yang sulit dilunasi. Ketergantungan pada paylater bisa merusak kestabilan keuangan generasi muda. 

Apakah kita siap menghadapi krisis keuangan di masa depan akibat penggunaan paylater?

Keinginan Instant Gratification dan Dampaknya pada Keuangan

Salah satu alasan utama generasi muda terjebak dalam paylater adalah keinginan segera mendapatkan apa yang diinginkan. Mereka tidak mau menunggu. 

Konsep ini disebut delay of gratification oleh psikolog Walter Mischel. Konsep ini menjelaskan bagaimana manusia cenderung mencari kepuasan sesaat. Mereka tidak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang. 

Dalam eksperimen Marshmallow Test, Mischel mengamati anak-anak yang bisa menunggu. Anak-anak ini memperoleh hadiah lebih besar di masa depan. Mereka juga memiliki hasil yang lebih baik dalam banyak aspek kehidupan.

Kini, kita hidup di era konsumerisme instan. Hampir segala sesuatunya bisa diperoleh dengan cepat. Paylater menyediakan solusi untuk membeli barang sekarang. Pembayaran bisa dilakukan nanti. 

Ini memenuhi dorongan instan yang dimiliki banyak orang. Tanpa disadari, kebiasaan ini mengikis kemampuan menunda kepuasan. Kita jadi kurang bijak dalam mengelola pengeluaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun