Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menguak Keamanan Bank Digital di Era Serangan Siber yang Makin Canggih

2 Mei 2025   07:33 Diperbarui: 2 Mei 2025   07:33 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang yang menggunakan keamanan siber.(Dok. Shutterstock via KOMPAS.COM)

Bank digital terus berupaya mengamankan data nasabah dengan teknologi canggih dan edukasi untuk melawan peretasan.

Penggunaan layanan perbankan digital kini tak bisa dihindari. Banyak orang beralih ke bank digital karena kemudahan akses dan efisiensinya. 

Namun, muncul pertanyaan besar. Apa bank digital aman? Ancaman peretasan semakin canggih, bagaimana data dan uang kita tetap aman?

Sebagai pengguna, kita perlu memahami bagaimana bank digital melindungi data kita. Penting untuk tahu cara bank digital melawan ancaman peretasan menggunakan teknologi canggih. 

Bagaimana mereka menjaga data nasabah tetap aman? Dan bagaimana kita bisa merasa lebih aman sebagai pengguna?

Ancaman Siber Canggih

Peretasan bank digital adalah ancaman yang nyata. Bank digital lebih rentan terhadap serangan siber. Serangan bisa datang dari mana saja. 

Peretas sering didukung teknologi canggih dan kelompok terorganisir. Mereka membawa ancaman seperti pencurian data, pencurian identitas, dan penipuan finansial.

Dunia peretasan terus berkembang pesat. Peretas kini menggunakan alat dan metode canggih. Serangan siber terhadap perbankan meningkat tiap tahun. 

Pada 2024, peretasan semakin sulit dideteksi. BRI terus memperkuat sistem mereka (Bri.co.id, 2024).

Meski tantangan besar, bank digital tidak menyerah. Mereka mulai mengadopsi strategi untuk meningkatkan keamanan. Keamanan data nasabah jadi prioritas utama. Data nasabah rentan diekspos jika tidak terlindungi.

Teknologi dan Mitigasi Risiko yang Proaktif

Enkripsi, MFA, AI, dan Zero Trust

Bank digital, seperti BRI, mengandalkan beberapa lapisan pertahanan kuat. Salah satunya adalah enkripsi data. Enkripsi memastikan data tetap aman meskipun disadap. Data yang dikirim antara server dan pengguna tidak terbaca pihak tak berwenang.

Bank digital menggunakan autentikasi multifaktor (MFA). 

Pengguna perlu memberikan lebih dari satu bukti identitas. Setelah memasukkan kata sandi, mereka diminta kode verifikasi. Kode dapat dikirim via SMS atau aplikasi autentikasi. Langkah ini membuat akses lebih sulit bagi peretas.

Selain itu, kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk mendeteksi ancaman secara real-time. AI dapat membaca pola transaksi mencurigakan dan memberi peringatan. 

Zero Trust diterapkan oleh banyak bank digital, termasuk BRI. Sistem ini memastikan tidak ada perangkat atau pengguna yang dipercaya otomatis.

BRI juga memanfaatkan teknologi pemantauan canggih secara langsung. Mereka menggunakan pemantauan sistem untuk mendeteksi potensi ancaman lebih awal. Keamanan proaktif penting untuk melawan serangan siber.

Edukasi, Regulasi, dan Kolaborasi Lintas Sektor

Namun, teknologi saja tidak cukup. Edukasi juga sangat penting dalam membangun sistem keamanan siber. Nasabah harus diberi pemahaman tentang ancaman seperti phishing dan pencurian identitas. 

BRI aktif mengedukasi nasabah tentang kejahatan siber yang sering terjadi.

Selain itu, regulasi yang ketat diperlukan untuk memastikan bank digital memenuhi standar internasional. Salah satunya adalah PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard). 

Standar ini memastikan data kartu kredit atau transaksi diproses dan disimpan dengan aman. Bank digital juga wajib mematuhi ISO 27001, standar untuk manajemen keamanan informasi.

Kolaborasi dengan perusahaan keamanan siber dan otoritas negara juga sangat penting. BRI bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memastikan keamanan sistem mereka. 

Kolaborasi lintas sektor ini menjaga sistem keamanan tetap berkembang dan selaras dengan ancaman yang ada.

Membangun Kepercayaan Konsumen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun