Bank digital berkembang pesat, tapi bisakah sepenuhnya menggantikan bank konvensional dalam mendorong ekonomi negara berkembang?
Bank digital semakin berkembang pesat di dunia perbankan. Perubahan besar terjadi di sektor ini. Di negara berkembang, bank digital mulai mempercepat inklusi keuangan.Â
Hal ini menunjukkan potensi besar dalam industri perbankan. Meski begitu kita perlu bertanya, sejauh mana bank digital bisa menggantikan bank konvensional?
Bank digital memiliki banyak keunggulan dibanding bank konvensional. Teknologi memungkinkan akses yang lebih cepat dan mudah. Namun ada tantangan yang harus dihadapi.Â
Beberapa negara masih memiliki keterbatasan infrastruktur digital. Selain itu keamanan data juga jadi masalah yang harus diatasi.
Apakah bank digital bisa menggantikan bank konvensional? Atau keduanya akan saling melengkapi?
Era Baru Perbankan Digital
Bank digital bukan sekadar tren. Ini bagian dari revolusi ekonomi digital. Dampaknya sangat besar, terutama di negara berkembang. Di Indonesia, transaksi keuangan digital diperkirakan mencapai Rp 2.908,59 triliun pada 2025.Â
Angka ini menunjukkan ketergantungan masyarakat pada transaksi digital. Data Infobanknews (2025) menunjukkan perubahan perilaku nasabah. Mereka lebih memilih mobile banking daripada ke cabang atau ATM.
Bank digital menawarkan biaya lebih rendah dan akses mudah. Bank ini bisa mencari calon nasabah potensial, tanpa harus buka kantor cabang baru.Â
Ini termasuk mereka yang sebelumnya tidak punya akses ke bank. Langkah ini penting untuk inklusi keuangan. Inklusi keuangan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi negara berkembang.Â