Menanti pemilihan Paus baru setelah wafatnya Paus Fransiskus, proses konklaf yang penuh antisipasi dan harapan.
Pada 21 April 2025, Paus Fransiskus meninggal dunia. Pemilihan Paus baru, atau konklaf, dijadwalkan segera setelah itu. Yang menarik bukan hanya siapa yang terpilih, tetapi juga proses panjang yang terjadi.Â
Konklaf bukan hanya tentang pemilihan. Ini adalah tentang dunia, harapan, dan bagaimana Gereja Katolik melanjutkan perjalanan spiritual di tengah perubahan besar.
Penentu Arah Gereja Global
Dewan Kardinal memainkan peran penting dalam menentukan arah Gereja Katolik global.Â
Setelah Paus Fransiskus wafat, para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun akan memilih Paus baru. Mereka berkumpul di Kapel Sistina, Vatikan, untuk memilih pemimpin yang baru.
Dewan Kardinal terdiri dari berbagai latar belakang. Termasuk perwakilan dari Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa. Kardinal Ignatius Suharyo Harjoatmodjo, perwakilan dari Indonesia, adalah salah satunya.Â
Keragaman ini menunjukkan bagaimana setiap bagian dunia berharap agar suara mereka didengar dalam pemilihan Paus.
Proses ini juga mencerminkan usaha Gereja Katolik untuk tetap relevan di era globalisasi. Banyak isu sosial, politik, dan ekonomi yang melibatkan berbagai negara dan budaya.Â
Dewan Kardinal, meski dengan aturan ketat dan tradisi, berusaha menjembatani perbedaan demi masa depan Gereja.
Proses Rahasia, Dampak Mendunia
Proses konklaf bukanlah pertemuan biasa. Pemilihan ini sangat tertutup dan rahasia. Kardinal yang berhak memilih akan berkumpul di Kapel Sistina.Â