Ganti kartu ke digital, aman? Pakar bilang belum tentu, masalah lama perlu dibereskan dulu.
Pemerintah Indonesia baru-baru ini mendorong masyarakat untuk beralih dari SIM fisik ke eSIM. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah kejahatan digital, seperti penyalahgunaan data pribadi. Ide ini terlihat seperti langkah maju.Â
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum eSIM dianggap sebagai solusi sempurna.
Mimpi Semu Keamanan Instan
Tujuannya adalah agar eSIM menjadi tameng digital yang lebih kuat. Bayangkan, kita bisa menghindari kejahatan digital hanya dengan mengganti kartu SIM.
Namun, seperti yang dijelaskan oleh Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber, masalah utama bukan terletak pada bentuk SIM. Masalah utamanya ada pada prosedur pendaftaran yang lemah.Â
Tanpa verifikasi yang ketat, eSIM tetap bisa disalahgunakan untuk kegiatan ilegal. Meski eSIM punya kelebihan teknis, masalah pendaftaran belum terselesaikan.
Ini seperti membeli mobil dengan fitur keamanan canggih, tapi pintunya masih mudah dibuka. Teknologi baru memang bisa mengurangi risiko. Tapi tanpa perbaikan sistem dasar, solusi ini tidak akan bertahan lama.
PR Besar Sebelum Pindah Kartu
Meskipun klaim eSIM menggoda, ada masalah besar yang perlu dihadapi, yakni pengawasan data.
Komisi I DPR, dalam diskusi Fraksi PKB, mengkritik kebijakan migrasi ke eSIM. Mereka menilai langkah ini terburu-buru dan menyarankan menunggu pembentukan Badan Perlindungan Data Pribadi (BPDP). Tanpa lembaga yang mengawasi data pribadi, peralihan ke eSIM bisa berisiko.