Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

FOMO Investasi Emas Bisa Beresiko, Coba Pilihan Ini

19 April 2025   14:00 Diperbarui: 17 April 2025   16:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temukan berbagai alternatif investasi selain emas yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kamu.

Banyak orang sekarang membeli emas, kan? Dulu, emas cuma dimiliki orang tertentu. Sekarang, banyak orang, bahkan anak muda, beli emas untuk dapat keuntungan besar. 

Kalau kamu merasa khawatir atau ingin ikut beli, kamu nggak sendirian. Itu namanya FOMO atau takut ketinggalan kesempatan.

Tapi, apa emas satu-satunya cara investasi? Tidak juga. Emas memang stabil, tapi ada pilihan lain yang mungkin lebih cocok dengan tujuan dan risiko kamu. 

Tahun 2025, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh stabil sekitar 5% (AMRO, 2025). Ini artinya, ada banyak peluang investasi lain dengan risiko lebih terkontrol atau potensi untung lebih besar.

Ingat, investasi bukan cuma ikut tren. Investasi itu tentang memilih yang tepat sesuai tujuan keuangan dan risiko kamu. Jangan beli emas hanya karena orang lain melakukannya. Pikirkan dampaknya dulu.

Alternatif Investasi dari Risiko Rendah Sampai Tinggi

1. Deposito Non-Bank & SBN (Sukuk)

Jika kamu ingin investasi yang aman dan stabil, coba Deposito Non-Bank. 

Deposito ini memberi bunga yang tetap dan dijamin oleh LPS. Meski untungnya tidak besar, uang kamu tetap aman. Banyak orang lebih memilih ini karena aman daripada mengambil risiko besar.

Selain itu, ada juga Surat Berharga Negara (SBN) seperti Sukuk. Sukuk memberikan hasil tetap dan risiko sangat kecil. Ini cocok buat yang nggak mau khawatir dengan fluktuasi pasar. 

AMRO (2025) memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5% pada 2025. SBN bisa jadi pilihan aman karena sesuai dengan kondisi ekonomi yang stabil.

2. Reksadana Campuran & Perak

Ilustrasi investasi. (Freepik via KOMPAS.COM)Jika kamu mau ambil sedikit risiko untuk untung lebih besar, coba Reksa Dana Campuran. 

Reksa dana campuran menggabungkan saham dan obligasi. Ini memberi keuntungan lebih besar. Tapi risiko tetap terkontrol. Kamu bisa pilih reksa dana yang banyak investasikan di saham sektor stabil, seperti infrastruktur.

Selain itu, ada juga perak. Walau nggak seterkenal emas perak punya potensi besar, terutama di industri. Permintaan perak semakin naik, apalagi di sektor elektronik dan otomotif. 

Dengan berkembangnya teknologi, harga perak bisa naik dan itu peluang bagus, terutama di Indonesia.

3. Saham Infrastruktur & Properti Baru

Jika kamu berani ambil risiko besar untuk untung lebih banyak, coba saham sektor infrastruktur. Indonesia akan mengeluarkan dana Rp 1.900 triliun untuk proyek infrastruktur (AMRO, 2025). Saham yang terlibat bisa memberi keuntungan jangka panjang.

Selain itu, properti di sekitar ibu kota baru juga menarik. Harga properti di sana bisa naik 15-20% per tahun (Proyeksi Properti 2025). Ini bisa jadi peluang bagus kalau kamu siap ambil risiko.

Tapi, saham dan properti punya risiko tinggi. Harga saham bisa naik turun tajam. Properti butuh waktu untuk untung besar. Pastikan kamu paham pasar dan kondisi ekonomi sebelum memilih investasi ini.

Jangan Lupa Diversifikasi!

Jika kamu bingung mau pilih investasi apa, jawabannya adalah Diversifikasi. Diversifikasi itu kunci untuk mengelola risiko dan untung lebih banyak. Jangan cuma bergantung pada satu jenis investasi.

Menurut Manulife Asset Management (2025), portofolio yang seimbang bisa dibagi. 40% untuk aset risiko rendah, 30% untuk risiko menengah, dan 30% untuk risiko tinggi. Dengan ini, risiko bisa berkurang. Tapi tetap bisa untung dari berbagai jenis investasi.

Selain itu, sektor yang berkembang cepat, seperti ritel dan FMCG, juga bisa jadi pilihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun