Perempuan Indonesia yang jadi tulang punggung keluarga menghadapi beban ganda, diskriminasi, dan ketidaksetaraan upah.
Siapa sebenarnya yang jadi tulang punggung keluarga di Indonesia? Kalau kamu pikir bahwa mayoritas yang mengisi peran itu adalah laki-laki. Mungkin saatnya melihat dengan mata terbuka.Â
Makin banyak perempuan Indonesia yang berperan sebagai female breadwinners atau pencari nafkah utama dalam keluarga.Â
Meski mereka menjadi pilar ekonomi keluarga. Mereka masih harus menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari sekadar mengurus pekerjaan dan keluarga.
Ini adalah kisah yang jarang dibicarakan terbuka. Tapi penting untuk dipahami. Dengan segala peran yang mereka tanggung, perempuan pencari nafkah utama di Indonesia menghadapi beban ganda.
Semakin Banyak Perempuan Jadi Tulang Punggung Keluarga
Saat ini ada tren yang terus berkembang di Indonesia. Makin banyak perempuan yang menjadi pencari nafkah utama.Â
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2024, sekitar 14,37% dari total pekerja perempuan di Indonesia berstatus sebagai female breadwinners (perempuan yang menjadi sumber utama pendapatan keluarga).Â
Angka ini menunjukkan sebuah perubahan signifikan dalam struktur ekonomi keluarga di Indonesia. Yang selama ini lebih sering dikaitkan dengan peran laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
Meski banyak dari mereka yang berperan besar dalam perekonomian keluarga, ada kenyataan pahit yang harus dihadapi.Â
Mayoritas dari mereka bekerja di sektor informal. Sektor dengan perlindungan sosial dan kesehatan yang minim.Â