Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saat Prabowo Kirim Predator Malam Demi Panen Petani

15 April 2025   17:00 Diperbarui: 15 April 2025   15:53 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani memperlihatkan burung hantu jenis Serak Jawa (Tyto alba) di lokasi karantina Pasirmulya, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/wsj)

Janji seribu burung hantu di Majalengka membuka diskusi baru tentang panen, hama, dan harapan.

Kalau kamu pernah jalan ke Majalengka saat musim panen, kamu mungkin akan terpesona melihat hamparan sawah hijau yang bergoyang pelan tertiup angin. 

Tapi di balik keindahan itu, ada kisah muram yang terus berulang. Petani kehilangan panennya karena hama tikus. Bukan satu dua hektar, tapi puluhan. Bahkan ada yang gagal panen total.

Baru ini Presiden Prabowo Subianto, saat menghadiri panen raya di Majalengka, berjanji akan mengirimkan seribu ekor burung hantu untuk membantu petani mengendalikan hama tikus. 

Seribu, bukan angka yang kecil. Ini bukan cerita Harry Potter. Tapi sebuah kebijakan negara. Apakah burung hantu benar-benar solusi terbaik?

Janji Seribu Burung Hantu di Tengah Jeritan Panen

Waktu Prabowo menyampaikan rencana itu pada 7 April 2025, reaksinya cukup beragam. 

Di satu sisi, petani merasa didengarkan. Akhirnya, ada solusi nyata. Bukan cuma seminar atau brosur penyuluhan. Tapi di sisi lain, ada juga yang mengernyitkan dahi. 

Kenapa burung hantu? Apa nggak ada cara lain yang lebih masuk akal?

Burung hantu memang dikenal sebagai predator alami tikus. Khususnya jenis Tyto alba, yang menurut Yudhistira Nugraha dari Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, bisa memangsa hingga lima ekor tikus per malam. 

Dalam kondisi populasi normal, burung ini bisa membantu menekan jumlah tikus di sawah (Tirto, 2025).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun