Sidak DPR. Teater lapangan yang gemar dipentaskan, minim hasil, dan jauh dari pengawasan substantif.
Bayangkan kamu sedang belanja di pasar. Tawar-menawar harga cabai. Lalu tiba-tiba sekelompok orang berjas rapi datang.Â
Mereka mendekati seorang pedagang. Bertanya soal harga. Lalu mengangguk-angguk dengan wajah serius. Kamera berputar. Mikrofon terulur.Â
Dan dalam hitungan menit, mereka sudah selesai. Â
Itulah yang belakangan sering terjadi. Sidak DPR ke berbagai tempat. Mulai dari pasar, stasiun, hingga Bursa Efek Indonesia (BEI).Â
Sidak ini dikemas dengan narasi besar. Wakil rakyat turun ke lapangan untuk mendengar langsung keluhan rakyat. Tapi, pertanyaannya.Â
Setelah sidak ini selesai. Apa yang berubah? Â
Baru ini, Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun dan rombongan. Melakukan sidak ke BEI pada 18 Maret 2025. Mereka datang saat IHSG anjlok. Seolah mencari jawaban di tempat kejadian.Â
Namun, seperti yang disorot Tirto dalam artikelnya Gimik Politik di Balik Kerajinan Anggota DPR Melakukan Sidak. Hasil sidak ini nyaris tak berdampak.Â
Setelah kunjungan itu, IHSG tetap berfluktuasi. Investor tetap kebingungan. Dan tidak ada kebijakan konkret yang lahir dari pertemuan tersebut. Â