Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perbaikan Pendidikan Tinggi Tugas Berat Brian Yulianto

22 Februari 2025   06:00 Diperbarui: 22 Februari 2025   03:11 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto bersalaman dengan Mendikstisaintek, Brian Yuliarto di Istana Negara. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt)

Brian Yuliarto menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan kesejahteraan dosen Indonesia.

Jika mengikuti perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, tentu Anda tahu bahwa baru-baru ini terjadi pergantian menteri yang sangat dinanti. 

Brian Yuliarto dilantik sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) yang baru, menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro, yang mundur setelah hanya empat bulan menjabat. 

Dengan begitu, Brian kini menjadi pemimpin yang diharapkan bisa membawa perubahan signifikan. 

Namun, tantangan yang dihadapi oleh Brian tak bisa dianggap remeh, karena masalah yang menunggu untuk diselesaikan cukup besar. 

Isu Mendesak yang Harus Segera Diselesaikan

1. Polemik Tunjangan Kinerja (Tukin) Dosen ASN

Salah satu masalah terbesar yang harus segera dihadapi oleh Brian adalah isu tunjangan kinerja (tukin) bagi dosen ASN. 

Berdasarkan data yang disebutkan oleh Tirto, ada sekitar 81 ribu dosen ASN di Indonesia. 

Namun, kenyataannya hanya sekitar sepertiga dari mereka yang akan mendapatkan tukin pada tahun 2025, dengan total anggaran sebesar Rp 2,5 triliun. 

Kebijakan ini jelas menimbulkan ketidakadilan, karena sebagian besar dosen yang berhak malah tidak mendapat hak mereka, meskipun mereka telah bekerja keras untuk memajukan pendidikan tinggi di Indonesia.

Bayangkan saja, ada ribuan dosen yang mengabdikan diri untuk mendidik mahasiswa, tetapi mereka tidak mendapat penghargaan yang sebanding. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun