Tragedi Tol Ciawi mengungkap lemahnya regulasi, bahaya truk ODOL, dan pengabaian keselamatan transportasi di Indonesia.
Bayangkan kamu sedang dalam perjalanan, duduk nyaman di dalam kendaraan, mendengarkan musik, atau sekadar menikmati pemandangan di luar jendela. Lalu, BRUAKKKK!!
Dalam sekejap, semuanya berubah. Teriakan panik terdengar, rem mendadak berbunyi nyaring, dan dalam hitungan detik, kendaraan yang kamu tumpangi ditabrak truk yang kehilangan kendali. Keheningan menggantikan kekacauan, dan ketika debu mereda, korban bergelimpangan. Â
Kejadian seperti ini bukan sekadar kemungkinan, tetapi realitas yang terus berulang di jalan raya Indonesia.Â
Tragedi di Tol Ciawi pada 4 Februari 2025 hanyalah salah satu dari sekian banyak kecelakaan maut yang menandakan betapa lemahnya keselamatan transportasi darat di negeri ini.Â
Sebelumnya, kecelakaan besar juga terjadi di Tol Cipularang (5 Januari 2025) dan Kota Batu (8 Januari 2025), memperlihatkan pola yang sama.Â
Buruknya regulasi, lemahnya pengawasan, dan kelalaian yang dibiarkan terus menerus. Â
Lalu, siapa yang harus bertanggung jawab? Dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa menghentikan tragedi-tragedi ini agar tidak terus berulang? Â
Regulasi Ada, Tapi Lemah di Lapangan Â
Jika kita menelusuri penyebab kecelakaan berulang di jalan raya, hampir selalu ada satu faktor dominan yaitu truk Over Dimension Over Load (ODOL).Â
Kendaraan yang ukurannya dimodifikasi dan membawa muatan berlebih ini menjadi ancaman serius karena sistem pengereman dan kendalinya sering kali tidak memadai untuk bobot yang dibawa.Â