Mohon tunggu...
Aida Adha Siregar
Aida Adha Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulis adalah salah satu fokus pengembangan diri yang saya perdalam. Bertemu dengan teman-teman merupakan pengalaman terbaik yang saya dapatkan melalui Kompasiana ini. Laman artikel saya menceritakan berbagai topik menarik yang saya kemas semenyenangkan mungkin. Selamat datang teman-teman, salam kenal!

Selanjutnya

Tutup

Film

Kata Penonton (Ziha RL) tentang Film "Sayap-Sayap Patah" (Review)

29 September 2022   10:15 Diperbarui: 29 September 2022   10:42 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Artikel ini ditulis untuk memberikan kesan terhadap pembaca yang mungkin saja belum menonton Film Sayap Sayap Patah. Dan untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

Rumah produksi Denny Siregar Production yang berkolaborasi dengan Maxima Pictures sudah merilis film terbaru yang berjudul Sayap Sayap Patah pada tahun 2022 ini. Berikut ulasan sekaligus kesan yang diberikan penonton pada film Sayap Sayap Patah.

Sayap Sayap Patah merupakan film yang diangkat dari kisah nyata tragedi di Mako Brimob pada 2018 lalu. Pada tragedi tersebut, para tahanan berhasil membobol Rutan Mako Brimob. Selain itu, ada pertempuran darah antara narapidana dan Densus 88 yang memakan korban jiwa. 

Pada film karya Rudi Soedjarwo ini, berkisah mengenai Aji (Nicholas Saputra), seorang Densus 88 yang terperangkap dalam tragedi berdarah tersebut. Sementara itu, istrinya Nani (Ariel Tatum), sedang berusaha untuk melahirkan anak pertama mereka. Di sini lah konflik cerita terjadi. Nicholas yang sangat ingin menemani istrinya melahirkan, dan Ariel Tatum yang ingin suaminya menyelesaikan tugas (pada scene film terakhir).

Ipda Aji (Nicholas Saputra) seorang anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bersama dengan sejumlah rekannya, Aiptu Aryo (Khiva Iskak), Aipda Ridwan (Revaldo), dan Aipda Kuntadi (Gibran Marten), sedang bertugas untuk memberantas pelaku terorisme di Surabaya, Jawa Timur. Target mereka adalah Leong (Iwa K), sosok yang dianggap memiliki pengaruh kuat untuk merekrut banyak teroris baru. Dedikasi yang tinggi terhadap tugas yang sedang diemban membuat Ipda Aji sering melewatkan waktu untuk menemani sang istri, Nani (Ariel Tatum), yang sedang berada dalam kondisi hamil tua. Nani sebenarnya telah berusaha untuk memahami posisi dan kewajiban dari sang suami. Tetap saja, ketidakhadiran Ipda Aji dalam keseharian Nani membuat hubungan mereka sering terasa merenggang. Kepanikan melanda hubungan Ipda Aji dan Nani ketika salah seorang kaki tangan Leong melakukan serangan di kantor tempat Ipda Aji bertugas.

Film ini menceritakan betapa menegangkannya situasi teror-meneror pada saat itu. "Peran Nicholas keren banget di sini. Tidak meninggalkan unsur lawas tapi justru menciptakan nuansa tegang yang modern. Aku selama nonton merinding, karena pengambilan gambar dan properti yang digunakan sangat baik. Jadi sampai merinding deh," ucap Ziha memberikan kesan. 

Pada awal mula film berjalan, Aji diberikan tugas untuk menyelediki kelompok terorisme yang kerap kali membuat gaduh bahkan sampai memakan korban jiwa. Aji menjalankan tugas tersebut dengan baik sampai ia hampir lupa bahwa memiliki istri yang sedang mengandung anak pertamanya. Penyeledikan berlanjut, Aji dan rekan-rekannya mendapatkan banyak sekali serangan dan perlawanan dari sekelompok teroris itu. Leong (ketua kelompok teroris), sangat pintar mengatur strategi hingga tim Nicholas kesulitan untuk memecahkan kasus tersebut. 

"Ada scene saat kelompok teroris itu mengorbankan anak kecil (keponakan salah satu anggota teroris itu), menjadi alat pancing untuk membuat polisi menyerah. Pada saat tim Nicholas melakukan investigasi ke markas mereka, salah satu anggota teroris ini menaruh bom bunuh diri di dalam tubuh anak kecil ini dan menyuruh dia mendekat ke arah target mereka (polisi). Bom itu pun meledak, anak itu tidak selamat dan tidak mungkin selamat. Bener-bener bikin kaget," Ziha berucap.

Konflik dalam film ini benar-benar membuat mata kita sebagai warga negara Indonesia terbuka. Kasus terorisme memang tidak bisa disepelekan. Banyak sekali warga sipil dan aparatur negara yang tidak bersalah menjadi korban. Dan film Sayap Sayap Patah berhasil membuat masyarakat lebih hati-hati dalam kasus terorisme. 

"Seneng banget aku sama film ini. Puasnya dapet. Sesuai lah sama ekspetasi aku. Keren!" Ziha meninggalkan kesan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun