Mohon tunggu...
Ahyar Stone
Ahyar Stone Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Setiap perjalanan adalah pelajaran, karena itulah, perjalanan paling buruk sekalipun, tetap membawa pelajaran yang baik (Ahyar Stone)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jalan Terbaik Soe Hok Gie

26 Maret 2016   09:45 Diperbarui: 26 Maret 2016   11:13 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh hebat methode Soe Hok Gie membangun karakter dan merajut kebersamaan generasi muda. Metodenya sangat manjur menumbuhkan persatuan, kesatuan, kegotongroyongan, dan patriotisme. Berkegiatan di alam bebas, membuat generasi muda calon pemimpin bangsa kenal langsung kehidupan bangsa dan tanah air secara on the spot, serta menyehatkan generasi muda secara fisik, dan mental.

Pemikiran Soe Hok Gie memang terkenal kreatif. Gagasannya jauh ke depan, solutif, efektif, dan aktual seiring jaman. Pikiran cerdas, serta keteguhan sikapnya menjadi inspirasi bagi gerakan mahasiswa dan kaum muda pada masa itu, dan bahkan hingga ke jaman reformasi ini. Namun, kendati dikenal sebagai demostran tulen yang galak, dan tanpa tedeng aling jika mengkritik penguasa, Soe Hok Gie merupakan sosok yang humanis. Soe Hok Gie adalah teman yang baik, tak pernah lelah membagi pengetahuan, ilmu dan perhatian kepada orang-orang disekitarnya. Menurut teman Soe Hok Gie, Luki Sutrisno Bekti, Soe Hok Gie sangat perhatian pada teman. Jika ada teman yang sakit, Soe Hok Gie pasti menengok.

Luki menceritakan, “Pernah suatu kali Soe Hok Gie mengajak saya dan beberapa teman menengok seorang teman yang dirawat di rumah sakit kejiwaan. Teman itu, seorang perempuan, mengalami stres yang sangat berat sehingga memerlukan perawatan khusus. Soe Hok Gie menengoknya bukan sekali, tetapi berkali-kali. Ia tak pernah bosan memberi dukungan moral bagi teman itu”.

“Soe Hok Gie juga tempat curhat yang baik. Ia pandai mendengarkan dan menanggapi keluh kesah teman-temannya. Soe Hok Gie-lah yang menghidupkan kegiatan kampus. Dia mendorong mahasiswa bergairah mengikuti kegiatan kampus. Soe Hok membagi pengetahuannya tentang musik, drama, puisi, film, dan ilmu diluar pelajaran kuliah kepada mahasiswa. Soe Hok Gie juga penyayang binatang. Puluhan Anjing dan kucing liar dipungut di pinggir jalan, lalu dibawanya pulang untuk dirawat”.

“Ketika orang belum berpikir tentang penghijauan dan kebersihan lingkungan, Soe Hok Gie meminta bibit cemara dan beringin dari Kebun Raya Cibodas, lalu menanammnya di kampus UI Rawamangun. Sampai sekarang pohon itu masih hidup. Ia juga aktif di radio UI. Kalau Soe Hok Gie mengajar, dijamin penuh mahasiswa. Tidak ada kursi kosong”.

Soe Hok juga selalu bersemangat mengajak mahasiswa mendaki gunung. Bagi mahasiswa yang belum pernah mendaki gunung, Soe Hok Gie dengan sabar akan menerangkan nilai-nilai edukasi yang ada di kegiatan mendaki gunung. “Muatan edukasi di mendaki gunung sangat bermanfaat dalam hidup kita”, kira-kira begitu Soe Hok Gie memberi pencerahan.

Jika rombongan mahasiswa yang akan ke gunung kurang dana, Soe Hok Gie juga mencarikan dananya. Soe Hok Gie mau menghubung pihak lain, dan meminta mereka menjadi donator pendakian. Tentu saja mereka tidak keberatan memberi donasi, karena Soe Hok Gie dapat secara terang benderang menerangkan bahwa mendaki gunung sangat baik untuk membangun patriotisme generasi muda. Kadang Soe Hok Gie menemui pimpinan koran tempatnya biasa mengirim artikel. Honornya diminta duluan untuk mendaki bersama teman-teman. Tulisan Soe Hok Gie dikirim sepulang dari mendaki gunung. Janji itu selalu ditepati Soe Hok Gie.

“Saya kadang berpikir, bagaimana Soe Hok Gie bisa membagi waktu dan perhatiannya buat begitu banyak permasalah, politik, sosial, budaya, dan terutama untuk begitu banyak orang. Soe Hok Gie memang mempunyai energi yang luar biasa. Ia mampu mengerjakan banyak hal secara bersamaan, dan bisa memberikan perhatian secara sangat khusus pada banyak teman. Soe Hok Gie, sepertinya tak punya waktu untuk dirinya sendiri”, kenang Luki penuh apresiasi.

Soe Hok Gie memang sosok penuh warna seindah pelangi. Semua warnanya memberi manfaat bagi siapapun. Kepergiannya secara mendadak pada 16 Desember 1969, dalam sebuah pendakian yang kemudian menjadi pendakian paling dikenang di Indonesia, sudah barang tentu mendapat perhatian dari mana-mana, di dalam dan di luar negeri. Kematian Soe Hok Gie yang mengejutkan itu, jadi berita utama dan ulasan di berbagai media massa. Menghormati Soe Hok Gie, Kompas 22 Desember 1969, dalam tajuk rencana menulis, “…seorang pemuda yang luar biasa telah meninggalkan kita. Luar biasa dalam banyak hal. Cerdas, brilian, jujur, dan terbuka. Seorang idealis yang murni, dengan perasaan keadilan yang tajam. Suatu manusia yang bebas. Dan semua itu dihias dengan keberanian yang luar biasa pula”.

Soe Hok Gie telah berpulang, tetapi spirit perjuangannya tetap hidup. Sepeninggal Soe Hok Gie, organisasi pecinta alam terus bertumbuhan, dan akan berjalan sampai batas sejauh-jauhnya. Membangunkan patriotisme di kalangan pemuda, adalah perjuangan yang tak akan pernah selesai. Untuk itulah organisasi pecinta alam itu ada, karena patriotisme tidak mungkin tumbuh melalui poster slogan dari orang-orang hipokrit. Patriotisme yang sehat, hanya bisa dicapai dengan jalan hidup di tengah alam Indonesia, dan di tengah rakyattnya.

Soe Hok Gie pergi diusia yang tergolong muda, 27 tahun. Namun, Soe Hok Gie telah memilih jalan terbaik dalam hidupnya, yaitu menjadi pecinta alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun