Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Pesisir untuk Indonesia

23 Desember 2017   18:38 Diperbarui: 24 Desember 2017   08:33 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nelayan di Gili Trawangan (Foto Ahyarros)

Saya memang cinta laut sebab saya lahir dari pesisir.Tetapi lebih dari itu, setelah menempuh pendidikan tinggi hingga ke Eropa, saya makin tahu bahwa Indonesia ini seharusnya bisa menjadi negara maritim yang maju. Begitu juga dengan Nusa Tenggara Barat. Di tanah kelahiran saya ini, mestinya pengembangan sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor yang kuat mengerakkan ekonomi rakyat pesisir.

Saya bangga lahir di Indonesia, persisnya saya lahir Ampenan, sebuah kota pelabuhan tua di jantung kota Mataram, ibukota Nusa Tenggara Barat. Di kota pelabuhan ini hidup beragam suku sehingga seperti miniatur Indonesia. Banjar, Bugis, Jawa, Madura, China, Arab, Sasak, dan lainnya melebur jadi satu. Hidup damai turun-temurun tiga generasi.

Saya anak pesisir, lahir dan dibesarkan di tengah-tengah kehidupan pantai. Bertahun-tahun saya melihat pantai, nelayan dan kehidupan kota pelabuhan yang meredup. Tanpa sadar ini membentuk minat saya yang besar dikemudian hari pada studi ekonomi martim. Saya terobsesi mengembangkan kawasan pesisir menjadi satu kawasan yang memberikan manfaat sosial ekonomi yang besar bagi nelayan dan warga sekitar.  

Saya beruntung sekaligus bersyukur bisa sekolah hingga perguruan  tinggi. Bahkan bisa sampai ke Eropa. Kadang-kadang saya masih tidak percaya, saya anak pesisir bisa sekolah jauh dari tanah kelahiran. Cukup panjang dan berliku kisahnya. Setelah lulus SMA, saya melanjutkan pendidikan ke Universitas Gajah Mada (UGM) mengambil jurusan ilmu ekonomi pembangunan dan ekonomi moneter.

Bagi saya basis ilmu ekonomi penting sekali sebelum menekuni bidang maritim lebih jauh nantinya. Ketika kuliah di UGM itu, saya bertekad untuk bisa melanjutkan studi master dan doktor di bidang maritim. Tekad itu saya tanamkan betul dalam hati dan pikiran. Saya benar-benar ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia dan tanah kelahiran melalui penguasaan ilmu maritim yang mendalam.

Allah rupanya mendengar doa saya, beasiswa untuk studi lanjutan saya dapatkan. Saya bisa kuliah di Belgia, tepatnya di University of Antwerp, sebuah universitas terkemuka di Eropa. Sesuai harapan saya, jurusan yang saya peroleh adalah Maritime and Air Transport Economics. Belgia sendiri adalah negara kecil di eropa yang berbatasan dengan Belanda.Di negeri ini pengembangan maritimnya maju sekali. Saya bertekad akan belajar tekun menyerap semua ilmu di kampus hebat ini.

NTB adalah provinsi kepuluan yang hampir 30 ribu kilometer persegi luasnya merupakan hamparan laut dengan garis pantai sepanjang lebih kurang 2.333 kilometer. Lombok dan Sumbawa adalah dua pulau utamanya. Serta 300 lebih pulau-pulau kecil yang mengitarinya. Saya menyimak data yang menyatakan di perairan NTB terkandung kekayaan lestari perikanan lebih dari 400 ribu ton dan potensi produksi lebih dari 100 ribu ton. Subhanallah. Potensi itu besar sekali untuk membuat sejahtera lebih kurang 1,5 juta rakyat NTB yang hidup di pesisir. 

Selain itu, secara geopolitik perairan NTB punya arti vital. Selat lombok merupakan salah satu jalur pelayaran internasional terpenting. Ramai dilalui kapal-kapal berbendera asing. Di jalur ini diduga kuat banyak terjadi pencurian ikan atau ilegal fishing. Di jalur ini pula diyakini tersimpan potensi kandungan minyak bumi yang disebut-sebut sangat besar.

Saya membaca dokumen perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan di NTB, dikatakan pemerintah NTB telah menetapkan 13 kawasan pengembangan pesisir dan laut. Belasan kawasan ini terbentang dari Tanjung di Lombok Utara hingga Teluk Sape di Timur Bima Pulau Sumbawa. Di sini sejumlah komoditas kelautan dan perikanan banyak dibudidayakan. Mulai lobster, tuna, mutiara hingga rumput laut.

Saya tidak tahu persis seperti apa potret lapangan di 13 kawasan pengembangan pesisir dan laut di NTB itu. Seperti apa kemajuannya dan apa tantangannya? Adakah kebijakankebijakan "out of box" yang diterapkan di sana? Seperti apa nasib nelayan dan komunitas pesisir di sana? Saya sungguh sungguh ingin tahu dan menyelaminya lebih jauh.

Belajar maritim di Belgia membuat saya makin yakin untuk menjadi peneliti yang serius. Di Belgia, saya dipersyaratkan menempuh  60 kredit yang terbagi dalam empat empat modul kajian: maritime and port management, transport and logistics management, applied management, methodological courses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun