Dari informasi dan cerita sepihak yaitu kepolisian para tersangka teroris yang meninggal dunia karena meledak bersama bom yang dibawanya adalah bermaksud ingin masuk surga. Ditambah lagi katanya menjadi penganten untuk mendapatkan bidadari surga.
Sejauh ini belum ada informasi dan cerita dari tersangka teroris yang meledak bersama bom yang dibawanya bermaksud ingin masuk surga apalagi dapatkan bidadari surga. Misalnya merekam pesan-pesan dari tersangka teroris sebelum melakukan aksinya yang menewaskan dirinya tanpa ada peluang sedikitpun buat hidup dan menyelamatkan dirinya dari kematian.
Apakah informasi dan cerita sepihak dari kepolisian bisa dipercaya sepenuhnya?
Informasi dan cerita dari Kapolri mengenai Dita yang meninggal dunia bersama bomnya di luar gedung gereja di Surabaya membuktikan kepolisian tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Pasalnya, informasi dan cerita Kapolri yang semestinya ditanggung bisa dipercaya dan benar karena karena bersumber dari hasil penyelidikan profesional bawahan2 Kapolri dari jenderal2 hingga brigadir2 dalam kenyataannya jauh panggang dari api. Ternyata informasinya dan ceritanya fiktip. Â
Informasi dan cerita Kapolri yang begitu panjang lebar bahwa Dita yang menjadi tersangka teroris baru saja pulang dari Suriah, bagian dari ISIS dan ahli merakit bom hangus terbantahkan hanya dalam tempo sekejap. Gara-gara jurnalis Australia David Lipson melakukan penyelidikan terhadap almarhum Dita melalui tetangga-tetangganya. Hasilnya, Dita tidak pernah ke Suriah. Dita bukanlah bagian dari ISIS. Dia juga bukanlah ahli merakit bom.
Informasi dan cerita dari David Lipson yang hanya sekilas itu langsung menggugurkan informasi dan cerita Kapolri yang berkilas-kilas. Layaknya bunyi pepatah "kemarau kebatilan bertahun-tahun dihapus hujan kebenaran sehari." Â Berakibat Kapolri menarik kembali informasinya dan ceritanya yang sudah merusak dan mencemarkan nama baik almarhum Dita ke mana2 dan di mana2.
Kalau saja Dita bisa hidup kembali niscaya Dita akan melaporkan pencemaran nama baiknya kepada Pengadilan Maha Tinggi. Tapi kehadiran David Lipson dengan tulisannya itu sudah cukup memadai untuk membersihkan nama almarhum dari fitnah sepihak bahwa almarhum adalah tersangka teroris yang melakukan kejahatan luar biasa. Seakan-akan David Lipson adalah pembela Dita yang didatangkan Tuhannya Dita langsung dari Australia.
Itu sebabnya setiap informasi dan cerita polisi hanya untuk didengar-dengar tapi jangan dahulu dipercaya sebelum mendapatkan informasi dan cerita dari pihak-pihak lainnya. Terutama pihak2 yang tidak memiliki kepentingan politik apapun kecuali hanya untuk mendapatkan kebenaran.
Dita, istrinya dan keluarganya adalah beragama Islam. Bahkan Dita dikenal tetangga rajin shalat di masjid atau mushola di dekat rumahnya bersama tetangga-tetangga lainnya. Bergaul baik dengan tetangga layaknya di mana2. Berarti Dita punya pengetahuan dan pengalaman beragama Islam dengan benar dan baik melalui informasi dan cerita dari ustad2 atau Al Quran.
Dengan dijadikannya Dita sebagai tersangka teroris maka otomatis almarhum Dita dianggap meninggal dunia karena menginginkan surga melalui cara meledak bersama bom. Begitu informasi dan cerita polisi di mana2 mengenai tersangka teroris dimanapun dan kapanpun serupa kaset yang diputar berulang-ulang secara otomatis. Berusaha mengesankan kepada siapapun yang mendengarnya bahwa tersangka-tersangka teroris meledak bersama bomnya terinspirasi dari agamanya dan keyakinannya.
Islam yang menjadi agama dan keyakinan Dita memang ada menyebut-nyebut surga Nya. Bahkan Al Quran surat Al Imran 3: 142, menuliskan, "APAKAH KAMU MENGIRA BAHWA KAMU AKAN MASUK SURGA, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad atau bersungguh-sungguh di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar."