Mohon tunggu...
Ahmad Humaidi
Ahmad Humaidi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mulai Menulis Dari MEDIA NOLTIGA (FMIPA UI), Sriwijaya Post, magang Kompas, Sumsel Post hingga sekarang tiada berhenti menulis... Menulis adalah amalan sholeh bagi diri dan bagi pembaca sepanjang menulis kebenaran dan melawan kebatilan.....

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Semua Orang Pasti Beragama Termasuk Teroris

24 Mei 2018   22:53 Diperbarui: 24 Mei 2018   23:06 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beragama berarti ber-Tuhan. Ber-Tuhan berarti beragama. Percaya adanya Tuhan. Berlawanan dengan atheis yang tidak beragama, tidak bertuhan dan tidak percaya adanya Tuhan. Mungkin juga termasuk agnostik di dalamnya.

Al Quran yang menjadi Kitab Petunjuk Muslim2 sedunia menuliskan bahwa semua manusia beragama atau ber-Tuhan. Tidak ada manusia yang tidak beragama dan tidak ber-Tuhan. Salah satu tuhan-tuhan selain Allah yang dipertuhankan manusia adalah hawanafsu.  "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan HAWA NAFSUNYA SEBAGAI TUHANNYA dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya..." (Al Jasiyah Ayat 23)

Menuhankan hawa nafsu adalah sikap seseorang yang hanya mau dibimbing dan diperintah serta didorong hawa nafsu. Apa-apa yang dinilai baik oleh nafsunya, maka ia kerjakan; dan apa-apa yang dinilai buruk oleh nafsunya, maka ia tinggalkan. Begitu kira-kira gambaran nyata dari seseorang atau manusia yang menuhankan hawa nafsunya dalam kehidupan dunia.

Ungkapan2 teror dan terorisme dikenalkan, dimunculkan dan disebarluaskan untuk pertama kalinya berkaitan dengan robohnya gedung WTC di New York, Amerika. Presiden Amerika Bush adalah orang pertama yang menyerukan perang melawan terorisme dibuktikan dengan ngebom Afghanistan dan kemudian ngebom Irak. Hingga kedua negeri itu babak belur dibombardir bom dari darat, laut dan udara menewaskan kedua presiden negeri tersebut.

Media massa di mana2 menempatkan Amerika sebagai pahlawan, penegak hukum dan pejuang melawan teroris dunia. Sebaliknya pemerintah dan penduduk Afghanistan dan Irak ditempatkan sebagai teroris. Padahal pengeboman Amerika terhadap kedua negeri itu tidak punya alasan hukum apapun. Bahkan PBB pun menegornya tapi tidak diindahkan. "Emangnya gue pikiran," kata Bush.

Belakangan semua orang Amerika mengetahui kalau yang merobohkan gedung WTC bukanlah Osama bin Laden yang berada nun jauh di Afghanistan. Begitu pula senjata pembunuh massal tidak pernah ada di Irak. Berarti alasan-alasan bahwa Afghanistan bertanggung jawab atas robohnya gedung WTC dan Irak mengancam perdamaian dunia yang digunakan Amerika membombardir kedua negeri ini hingga hancur lebur adalah bohong, dusta dan omong kosong. Berarti Amerika menghukum negara yang dianggap salah dan teroris tapi tenyata tidak salah dan bukan teroris.

Nasi sudah jadi bubur dan racun. Tidak bisa dimakan lagi karena bisa mematikan yang memakannya. Kedua negara korban bombardir Amerika kehilangan kemuliaannya. Entah berapa abad lagi keduanya bisa kembali pulih sebagaimana sebelumnya.

Aneh tapi nyata. Tidak ada negara manapun berani menegor dan menghukum Amerika yang telah menghancurkan dua negara mereka yang mayoritas berpenduduk Muslim. PBB pura-pura tidak melihat, tidak mendengar dan bahkan tidak tahu.

Lebih dari itu perlawanan apapun dari rakyat Afghanistan dan Irak terhadap Amerika selalu disebut-sebut teroris. Pejuang Afghanistan meledakkan tank Amerika langsung dibilang teroris. Pejuang Irak meledakkan dirinya bersama tentara Amerika dikatakan teroris. Pokoknya setiap bentuk perlawanan dan ketidaksetujuan terhadap Amerika selalu dicap teroris.

Mereka2 yang disebut Bush sebagai teroris-teroris adalah juga mengaku beragama sebagaimana Bush itu sendiri. Bahkan agamanya memerintahkan untuk melawan Amerika yang telah menyerangnya, merusaknya dan merampok kekayaan alamnya serta menistakan penduduknya. Biarpun perlawanan tidak pernah seimbang namun melawan Amerika hingga tetes darah penghabisan adalah jalan kemuliaan. Sebaliknya membiarkan diri dijajah, dihina dan dinista adalah jalan kehinaan.

Itulah yang pernah terjadi di negeri ini dalam perang kemerdekaan. Bermunculan pejuang yang melawan penjajah Belanda hingga tetes darah penghabis untuk mendapatkan kemuliaan. Berusaha menghindari pembiaran dihina, dijajah dan direndahkan oleh penjajah. Berakibat penjajah Belanda menyebut pejuang-pejuang sebagai teroris, radikal dan ekstremis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun