Mohon tunggu...
Ahmad Humaidi
Ahmad Humaidi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mulai Menulis Dari MEDIA NOLTIGA (FMIPA UI), Sriwijaya Post, magang Kompas, Sumsel Post hingga sekarang tiada berhenti menulis... Menulis adalah amalan sholeh bagi diri dan bagi pembaca sepanjang menulis kebenaran dan melawan kebatilan.....

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kendalikan Nafsu Berkuasa dengan Kampanye Pilpres dan Berbuka Puasa pada Waktunya

23 Mei 2018   12:02 Diperbarui: 23 Mei 2018   13:30 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap orang punya nafsu. Salah satunya nafsu berkuasa. Dimulai dari kuasa kecil2an berupa nafsu berkuasa untuk menguasai mainan yang dianggap menjadi milik sendiri.

Anak2 kecil di mana2 punya mainan2 berupa kapal2an, boneka2an dan barang2 menarik lainnya. Pemberian dari orangtuanya masing2. Berusaha membuat anak2nya menjadi tenang karena asyik bermain dengan mainan2nya.

Tak jarang orangtua memberikan mainan kesukaan atau permintaan anaknya ketika anaknya menangis dan merengek berkepanjangan. Tangisan dan rengekan anak2 sangatlah tidak nyaman bagi orangtua. Biasanya orangtua memarahi dan mengancam anaknya supaya berhenti menangis dan merengek. Kalau perlu pake gebukan sapu dan rotan.

Ada juga anak yang tetap menangis dan merengek meskipun sudah dimarahi, diancam dan digebuk. Bahkan tangisan dan rengekan semakin menjadi-jadi. Terdengar ke seluruh ruangan rumah dan menyebar sampai ke rumah2 tetangga.

Kalau sudah begitu timbul rasa malu pada orangtua. Berganti kebijakan tidak lagi pake gebukan tapi pake bujukan berupa pemberian mainan kesukaan anaknya. Biasanya anaknya berhenti menangis dan merengek setelah keinginannya mendapatkan mainan kesukaan terkabul.

Kalau sudah begitu tiba2 saja anaknya berubah menjadi ceria hanya dalam sekejap setelah tenggelam dalam permainannya. Permainan yang didambakannya tersedia komplit dalam sebuah Hp canggih dengan harga mahal yang menjadi alasan bagi anak untuk menangis dan merengek. 

Tahu persis bagaimana cara menaklukan dan menguasai orangtuanya supaya keinginannya terpenuhi. Memaksa orangtua dengan cara menangis dan merengek berkepanjang sehingga orangtua mengeluarkan sejumlah uang buat membeli Hp yang didambakan anaknya tersebut.

Begitulah nafsu berkuasa yang ada dalam diri setiap manusia. Bisa tumbuh dan berkembang mengikuti kecenderungan masing2 manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga setelah dewasa menjadi pemimpin daerah dan negara di tempat hidupnya masing2. Ada pula yang sekedar tumbuh dan berkembang sehingga setelah dewas hanya menjadi pemimpin paling rendah yaitu memimpin diri sendiri atau setidaknya menjadi pemimpin dalam keluarga.

Dalam kenyataannya, puasa yang diwajibkan buat orang2 beriman, bukan hanya menahan nafsu makan dan minum serta berhubungan seks. Puasa juga menahan nafsu berkuasa. Tercermin saat orang2 berpuasa menghadapi hidangan buat berbuka menjelang masuk waktu shalat Maghrib.

Setiap orang berpuasa tahu persis kapan waktunya makan dan minum yaitu saat bedug berbunyi pertanda waktu adzan Maghrib. Tidak ada siapapun berani makan dan minum lebih dahulu sebelum waktu adzan Maghrib meskipun hanya satu detik saja. Berlaku sama rasa dan sama kedudukan hukum dari orangtua, dewasa, muda hingga anak2 baru masuk akil baligh.

Mau coba2 makan dan minum sedetik sebelum adzan Maghrib? Silahkan saja. Pastilah tidak ada orang berpuasa di sekitarnya yang tidak melihatnya, memandangnya dan memperhatikannya. Pastilah semua orang berpuasa di sekitarnya akan menjatuhkan pandangannya kepada orang yang makan dan minum padahal belum waktunya berbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun