Mohon tunggu...
Ahmad Humaidi
Ahmad Humaidi Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Mulai Menulis Dari MEDIA NOLTIGA (FMIPA UI), Sriwijaya Post, magang Kompas, Sumsel Post hingga sekarang tiada berhenti menulis... Menulis adalah amalan sholeh bagi diri dan bagi pembaca sepanjang menulis kebenaran dan melawan kebatilan.....

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mendadak Mati Bersama yang Bikin Heboh

21 Mei 2018   16:40 Diperbarui: 21 Mei 2018   16:50 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia hidup lalu mati adalah biasa. Tiap hari selalu saja ada kabar orang mati. Bisa orang dekat lagi terikat tali keluarga. Bisa juga orang jauh yang tidak dikenal. Bahkan ada pula orang mati yang tidak seorangpun tahu siapa yang mati. Pokoknya mati.

Kematian begitu berlaku setiap harinya. Tidak ada seorangpun peduli. Apalagi menjadi berita besar di media2 massa. "Si nganu mati..." Biar aja mati. Toh semua orang pasti mati. Setiap orang hanya tinggal menunggu gilirannya masing2:  "Bisa elu duluan baru gue belakangan atau gue belakangan elu duluan". Gitu aja repot kata Gus Dur.

Begitu ada kematian mendadak, tiba2, mengejutkan apalagi pake bunyi2an bom, barulah semua orang peduli pada kematian. Ingin tahu bagaimana kejadian kematiannya. Timbul pertanyaan2, "Siapa yang mati?", "Kenapa mati pake cara begitu?", "Kok matinya ngajak2 orang lain terutama orang2 yang ada di dekatnya padahal orang2 yang ada didekatnya belum mau mati?", dan seterusnya.

Media massa tahu persis apa yang diinginkan pembacanya. Pasukan gerak cepat wartawan tulis, foto dan ngomong2 pada terjun ke tempat kejadian perkara. Petakan lokasi kejadian pake audio, video, gambar dan keterangan hingga tetek bengek. Hubungi keluarga korban, teman korban dan siapapun yang ada hubungannya dengan korban baik korban pelaku kejahatan maupun korban kejahatan.

Tidak pula datangi tempat polisi mengadakan jumpa pers berusaha memberi keterangan sepihak hasil penyelidikan sepihak buat disebarkan ke mana2 dan di mana2. Layaknya polisi adalah satu2nya lembaga yang maha tahu siapa pelaku kejahatannya dan siapa korban2nya. Bahkan juga maha tahu niat dari pelaku kejahatannya dari sejak lahir, hidup hingga mengalami kematian mendadak begitu.

Berkat media2 massa dan polisi2 kematian mendadak dan tiba2 seorang atau beberapa orang membuat heboh bukan saja manusia di sekitar tempat kejadian perkara tapi juga mendunia. Polisi2 yang sebelumnya seringkali tukang pungli di jalan2 berubah menjadi hero dan bahkan super hero. Pembela rakyat dari kejahatan2 orang yang ngajak2 mati bersama pake bom.

Di dalam setiap pemberitaan polisi2 yang sebelumnya gagal, gagal dan selalu saja gagal menangkap teroris penganiaya Novel Baswedan berubah menjadi berhasil, berhasil dan selalu berhasil. 

Berakibat masyarakat berbangga dengan polisinya lupa dengan kejahatan polisi2nya selama ini. Kalau saja tidak ada polisi tentu ledakan bom bakal ada di mana2 dan ke mana2. Untunglah ada polisi bertindak cepat menangkap dan menembak mati siapa2 yang suka ngajak2 mati mendadak secara berjamaah.

Mungkin sudah fitrah manusia. Kematian mendadak yang membuat heboh kalau diberitakan terus menerus akhirnya membosankan juga. Hebohnya hanya bisa berlangsung beberapa hari saja buat melupakan kesusahan hidup, beratnya menanggung kenaikan harga2 kebutuhan pokok dan berusaha menjawab pertanyaan, "Apa yang akan dimakan buat hari esok?"

Setelah timbul bosan tenggelam dalam pemberitaan kematian mendadak, orang2 kembali ke habitatnya masing. Lupakan orang2 lainnya. Ingat kalau dirinya butuh ini dan butuh itu. Bergerak ke luar ke mana2 dan masuk ke mana2 buat menjemput rezeki yang disediakan Tuhannya. Mungkin hanya mereka2 yang sudah ditakdirkan mengalami kematian mendadak saja yang tidak lagi disediakan rezeki dari Tuhannya.

Kalau saja Tuhannya masih menyediakan rezeki pada seseorang yang diajak mati bersama niscaya pastilah orang itu tidak akan mati melainkan tetap hidup untuk menyambut rezekinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun