Mohon tunggu...
Ahsanuddin SPd
Ahsanuddin SPd Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru di MTsN 2 Jombang, PP Darul 'Ulum Rejoso Peterongan Jombang

Guru mapel IPA, penulis buku fiksi dan nonfiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kaca Mata Sebuah Sudut Pandang

6 September 2021   05:52 Diperbarui: 6 September 2021   05:57 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keanekaragaman hayati sangat memperindah setiap optik insan yang memandang. Bahkan kesehatan jasmani bisa terobati dengan sentuhan alam yang segar, sedap, dan indah. Kadang tak perlu obat mahal untuk sebuah kesehatan. 

Alampun sangat mengerti arti keanekaragaman yang terjadi. Tinggal penghuni/pengelola alam yang mungkin  kurang bersahabat. Keserakahan membuat keseimbangan keanekaragaman terancam/punah. 

Kenapa kita tidak belajar darinya?

Secara kasat mata hal tersebut bisa indah, tapi kenapa keanekaragaman pendapat/ide malah jadi bumerang perpecahan dan bisa jadi peperangan yang berakibat hancurnya sesama?

Disinilah seharusnya kita malu pada alam yang indah dengan keanekaragaman. Mereka bisa hidup rukun, damai, dan indah dalam keberagamannnya. 

Rasa egois mengancam keindahan alam di masa kini. Keindahan keberagaman alam yang mulai terkikis inilah yang mungkin membuat manusia tidak bisa belajar banyak. Belajar tentang arti indahnya keberagaman.

Apa perlu peringatan keras bagi pengelola alam "manusia"? Semoga tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan. Kita masih ingin bersahabat dengan alam.

Sudut pandang yang muncul semoga bisa bersinergi membangun alam untuk tetap indah. Kaca mata yang dipakai setidaknya bisa dipadukan dan dicari titik temu. Titik temu yang sejajar tidak berpotongan. Kesejajaran mengakibatkan kaca mata pandang yang keluar bisa menerima dengan hati lapang.

Bolehlah menggunakan kaca mata padang sendiri untuk hal-hal tertentu. Untuk hal yang lebih luas dalam pengelolaan keindahan bersama, maka kaca mata pandang kita mencoba mengalah. Mungkin untuk sementara mengalah  bukan berarti kita pasrah tanpa ikut memberikan solusi/kaca mata pandang permasalahan.

Kebesaran hatilah yang membuat kaca mata pandang kita menjadi berguna dan berdaya guna. Akan terjadi empati dan kekaguman sesama terhadap pribadi kita. Mereka akan tahu bahwa kita bukanlah pribadi egois. Pribadi yang selalu menonjolkan kaca mata pandang serakah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun