Mohon tunggu...
Ahsanil Kholiqin
Ahsanil Kholiqin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kang Licin

Menulis sebagai jalan hidup karena tulisanlah yang akan kekal abadi meski raga sudah tidak bernyawa.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Ilmu, Filsafat dan Agama" Karya Endang Saifuddin Anshari

15 Februari 2020   16:00 Diperbarui: 15 Februari 2020   15:56 1686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Manusia merupakan makhluk yang sangat special dibandingkan dengan yang lain. Di dalam kitab suci umat Islam sendiri telah disebutkan bahwa manusia adalah sebaik-baik makhluk (Ahsanul Kholiqin). Manusia diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki oleh yang lainnya, yang biasa disebut dengan akal fikiran.

Kemampuan manusia untuk berfikir, menganalisa, dan bertanya merupakan salah satu kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada para manusia. Keistimewaan ini sudah selayaknya dipakai dan dimanfaatkan secara maksimal oleh manusia untuk menjadikan posisi manusia yang sebaik-baik makhluk ciptaan Allah swt.

Manusia sendiri memiliki suatu ke khasan tersendiri dimana ia akan selalu bertanya dan mempertanyakan suatu hal yang dirasa kurang difahami. Pertanyaan-pertanyaan ini guna mencari kebenaran yang hakiki mengenai segala sesuatu tentang kebenaran dunia ini. Manusia akan selalu bertanya mengenai Tuhan, alam, dan manusia itu sendiri.

Terdapat tiga sarana utama yang dapat digunakan oleh manusia untuk mencari kebenaran yang hakiki, yakni ilmu, filsafat, dan agama itu sendiri. Dengan segala sarana dan objek berfikira manusia di atas akan mengantarkan manusia menemukan jawaban yang sebenarnya mengenai apa itu Tuhan, alam, dan manusia. Hal inilah yang sejatinya mendasari H. Endang Saifuddin Anshari menulis dan mengarang buku yang berjudul Ilmu, Filsafat, dan Agama. Didalam buku ini akan dipaparkan secara rinci mengenai ketia permasalahan yang sering dipertanyakan oleh setiap insan di dunia ini.

Buku ini sendiri ditulis dan dibagi menjadi enam bagian yang keseluruhannya akan menjelaskan mulai awal hingga akhir mengenai tiga hal yang menjadi pokok permasalahan umat manusia. Pada bagian pertama buku ini dibahas mengenai apa yang membedakan manusia dengan makhluk lain khususnya hewan. Di dalam buku ini dikutip berbagai kutipan dari para tokoh filsuf dunia barat semacam Charles Darwin, Blaise Pascal, hingga Aristioteles. Bukan hanya tokoh filsuf barat melainkan para pemikir Islam seperti Ibnu Sina, Musthafa Al Maraghi hingga Ibnu khaldun juga dipakai sebagai dasar rujukan. H. Endang Saifuddin Anshari pun menarik kesimpulan perbedaan dari manusia dan hewan sendiri adalah bahwa manusia itu makhluk yang berkebudayaan. Dimana manusia merupakan manusia yang berakal untuk mencari kebenaran yang hakiki.

mengenai Al-Insanu Hayawanun Nathiqun, yang artinya manusia adalah hewan yang nathiq (bericara). Yang bisa dimaknai dengan makhluk yang berkata-kata dan mengeluarkan penapat berdasarkan akal fikirannya dan merupakan makhluk yang berfikir.

Didalam buku ini juga diterangkan mengenai tiga teori tentang kebenaran. Tiga teori ini adalah (1) Teori Korespondensi, (2) Teori Konsistensi, (3) Teori Pragmatis. Hakikat kebenaran yang dipaparkan dalam buku ini sendiri bahwa kebenaran merupakaan lawan dari kesalahan, kebohongan, khayaalan, kebatilan, kesesatan dan kelancungan. Yang bisa diartikan sebagai kebenaran adalah seperti yang dikutip oleh penulis dari pernyataan Schiller "apa yang diartikan benar maka ialah yang berguna dan yang tidak berguna berarti sesuatu yang salah".

H. Endang Saifuddin Anshari sendiri berpendapat bahwa manusia sejatinya tidak luput dari permasalahan, karena manusia selalu melakukan aktivitas dan manusia diciptakan dengan kekurangannya masing-masing. Menurut penulis juga terdapat tiga cara manusia guna memecahkan masalah mereka untuk menumukan arti dari kebenaran,

            Pertama, dengan ilmu pengetahuan;

            Kedua, dengan filsafat dan

            Ketiga, dengan agama.

Bagian kedua dari buku ini membahas mengenai ilmu pengetahuan. Salah satu corak pengetahuan ialah pengetahuan yang ilmiah, yang lazim disebut sebagai ilmu pengetahuan. Begitupun, ilmu yang berasal dari bahasa Arab 'alima yang berarti tahu, dapat mendeskripsikan bahwa dengan ilmu pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang sebelumnya tidak atau belum mereka ketahui.

Namun sejatinya mengenai ilmu pengetahuan telah disimpulkan oleh penulis bahwa tidak semua persoalan manusia dapat dijawab dengan imlu pengetahuan. Nilai kebenaran ilmu pengetahuan adalah positif dan relatif. Mengenai masalah-masalah yang di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan maka hal ini diserahkan kepada filsafat.

Pada bagian ketiga ini dijelaskan mengenai filsafat. Filsafat sendiri berasal dari kata philosophia. Philo  berarti cinta dan Sophia  berarti hikmah, oleh karena itu philosophia berarti cinta akan hikmah atau cinta kebenaran. Filsafat sendiri merupakan ilmu istimewa yang mencoba menjawab segala masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa. Filsafat merupakan daya upaya manusia dengan akal-budinya untuk memahami  dan mendalami secara radikal dan integral serta sistematik hakikat yang ada yaitu hakikat Tuhan, hakikat alam semesta dan hakikat manusia.

Antara ilmu dan filsafat sendiri terdapat beberapa titik singgung yang antara lain sebagai berikut: Historis, pada awal sekali filsafat identic dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana juga filsuf identic dengan imuwan; Obyek materi ilmu ialah alam dan manusia begitu juga filsafat yang memiliki obyek mengenai alam dan manusia diamping tentang ketuhanan.

Namun antara ilmu dan filsafat ada beberapa perbedaan, yang diantaranya adalah: Obyek formal ilmu: mencari keterangan terbatas terjangkau pembuktian penelitian, percobaan dan pengalaman manusia; Obyek material filsafat adalah: Masalah Tuhan, yang sama sekali di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuaan biasa; Masalah alam yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa; Masalah manusia yang juga belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa.

Bagian keempat dari buku ini menjelaskan mengenai Agama. Agama sendiri bisa diartikan sebagai keyakinan atau kepercayaan bagi pemeluknya. Didalam bahasa Arab sendiri agama berasal dari kata 'din  yang merupakan masdar dari kata 'daana'-'yadienu'. Menurut lughat kata dien  memiliki bermacam-macam arti antara lain: 1) Cara atau adat kebiasaan. 2) Peraturan. 3) Undang-undang. 4) Tha'at atau patuh. 5) Menunggalkan ketuhanan.

Dalam mengungkapkannya penulis mengatakan bahwa agama samawi satu-satunya hanyalah agama Islam. Namun bagaimana dengan agama Nasrani dan Yahudi? Dalam bukunya H. Endang Saifuddin Anshari mengutip berbagai ayat Al-Qur'an yang didalamnya menjelaskan bahwa agama Nasrani dan Yahudi sejatinya bermuara dan menjadi sempurna sebagai suatu agama yaitu agama Islam.

Bagian kelima dari buku ini menjelaskan berbagai macam hal mengenai kepercayaan; agama sebagai kebenaran; iman, akal dan hati; dan Albert Einstein tentang agama dan akal pikiran. Yang terakhir dan menjadi penyempurna isi buku ini terdapat pada bagian keenam yang berisi mengenai nisbah antara ilmu, filsafat dan agama. Penulis menjelaskan titik singgung dari ilmu, filsafat dan agama sendiri berupa tujuan akhir dari ketiganya yang mencari suatu kebenaran dengan jalan dan caranya masing-masing. Sedangkan ketiganya juga memiliki satu perbedaan dimana ilmu dan filsafat mencari kebenaraan dengan jalan penyelidikan, pengalaman dan percobaan yang akan berlainan dengan agama yang diawali dengan rasa percaya dan iman bagi manusia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun