Mohon tunggu...
Ahsanil Kholiqin
Ahsanil Kholiqin Mohon Tunggu... Freelancer - Pengangguran banyak acara

Menulis adalah hidupku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku "Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu"

16 Februari 2020   23:23 Diperbarui: 16 Februari 2020   23:25 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.
Tahun Terbit : 2014
Penerbit: Prenamedia Group
ISBN: 978-602-7985-68-1       

  Buku Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu yang telah ditulis oleh Prof. Dr. Mukhtar Latif,M.Pd. adalah buku yang beliau tujukan kepada para mahasiswa yang sedang belajar mendalami filsafat. Karena hamper di semua perguruan tingi baik jenjang sarjana hingga doctoral (S-2 dan S-3) sekalipun wajib menampilkan mata kuliah Filsafat Ilmu. Oleh karena itulah beliau menulis buku iini sebagai pedoman mahasiswa yang inging belajar mengenai apa itu filsafat. Yang secara hakikatnya manusia memiliki keterbatasan pemahaman hanya pada tataran nalar dan logika, pengalaman hidup dan bahan bacaan yang pernah melekat dalam ingatan memori sadar dalam rentang kehidupan.
           Filsafat ilmu adalah telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu baik ditinjau dari sudut ontologis, epistemologis, maupun aksiologis yang dilakukan melalui proses dialektika secara mendalam yang sistematis dan bersifat spekulatif. Ahmad Saebani (2009) menamai filsafat ilmu yaitu ilmu yang mengkaji seluk-beluk dan tata cara memperoleh suatu pengetahuan, sumber pengetahuan, metode dan pendekatan yang digunakan untuk mendapat pengetahuan logis dan rasional. Selain itu filsafat juga memiliki objek pengetahuan seperti yang telah dijelaskan oleh Muhammad Adib (2010) mengemukakan ilmu filsafat juga memiliki objek material dan objek formal. Sedangkan filsafat ilmu sendiri memiliki tujuan untuk: pertama sebagai pijakan dasar dalam mendalami ilmu pengetahuan; kedua sebagai penyandaran konseptual agar seorang ilmuwan tidak terjebak ke dalam pola pikir menara gading yakni hanya berpikir murni dalam bidang yang tanpa meningkatkan dengan kenyataan yang ada di luar dirinya pada aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari konteks kehidupan sosial kemasyarakatan.
           Berdasarkan latar belakang wilayah pun filsafat dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni: filsafat barat, filsafat Timur, dan filsafat Timur tengah. Filsafat barat sendiri terdiri dari filsafat Yunani kuno, filsafat Yunani, filsafat abad pertengahan, filsafat modern, dan filsafat postmodernisme kontemporer. Sedangkan filsafat Timur sendiri terdapat filsafat Cina, dan filsafat India. Selanjutnya yang terakhir adalah filsafat Timur tengah. Selain itu terdapat juga perkembangan filsafat berdasarkan latar belakang agama seperti filsafat Islam, filsafat Kristen, filsafat Buddha, dan filsafat Hindu.
            Sedangkan dasar-dasar ilmu pengetahuan itu meliputi tiga hal yaitu ontologi, epistemology, dan aksiologi. Dasar ontologis menurut Jujun S. Suriasumantri (2010) yaitu bicara tentang hakikat apa yang dikaji. Sedangkan dasar epistemologis menurut Jujun S. Suriasumantri (2010) dasar epistemologis yaitu metode atau cara-cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Dasar aksiologis menurut Jujun S. suriasumantri (2010) aksiologis adalah dasar ilmu pengetahuan yang berbicara tentang nilai kegunaan ilmu.
             Untuk sampai pada kebenaran ilmiah maka harus melewati 3 tahapan berpikir ilmiah yaitu (1) skeptik yaitu cara berfikir dengan menerima kebenaran informasi secara tidak langsung begitu saja namun dia berusaha menanyakan fakta atau bukti terhadap pernyataan yang diterimanya. (2) analitik yaitu cara berfikir yang selalu berusaha menimbang nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya mana yang relevan dan mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya. (3) kritis yaitu cara berfikir ilmiah dengan mengembangkan kemampuan menimbang setiap permasalahannya yang dilakukan secara objektif guna berfikir secara logis.
             Ciri pemikiran filsafat mengacu pada tiga konsep pokok yakni persoalan filsafat bercorak sangat umum, persoalan filsafat tidak bersifat empiris dan menyangkut masalah asasi. Selanjutnya dikatakan Kattsoff dalam Solihin (2007), karakteristik filsafat dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) Filsafat yaitu berpikir secara kritis (2) Filsafat yaitu berpikir dalam bentuknya yang sistematis (3) Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut (4) Filsafat yaitu berpikir secara rasional (5) Filsafat bersifat komprehensif.
            Setelah membicarakan tentang ciri pemikiran filsafat, ada beberapa metode yang populer dan dijadikan rujukan dalam memperoleh sumber pengetahuan dalam epistemologi pengetahuan sebagaimana dikemukakan Imam Wahyudi (2007) sebagai berikut: (1) Metode empirisme yaitu suatu cara atau metode dalam filsafat yang mendasarkan cara memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. (2) Metode rasionalisme yaitu suatu cara atau metode dalam memperoleh sumber pengetahuan yang berlandaskan pada akal. (3) Metode fenomenalisme yaitu suatu cara atau metode dalam memperoleh sumber ilmu pengetahuan dengan menggali pengalaman dari dalam dirinya sendiri. (4) Metode intuisionisme yaitu suatu cara atau metode dalam memperoleh sumber ilmu pengetahuan dengan menggunakan sarana intuisi untuk mengetahui secara langsung dan seketika.
           Selanjutnya di dalam ilmu filsafat sendiri terdapat pengertian aksiologi. Aksiologi sendiri berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, layak, pantas, patut dan logos yang berarti teori, pemikiran. Jadi aksiologi adalah "teori tentang nilai." Menurut Suwardi Endraswara (2012) logika sebagai esensi dari filsafat ilmu. Logika berasal dari kata Yunani logos yang berarti ucapan, kata, akal budi, dan ilmu. Misalkan ketika belajar biologi, yaitu ilmu (logos) tentang makhluk hidup(bios). Demikianlah, logos dalam pengertian ilmu atau kajian memiliki hubungan yang erat dengan salah satu aspek kajian yang menjadi objek formal dari ilmu pengetahuan sekaligus membedakan ilmu itu dari ilmu-ilmu lainnya. Selanjutnya dijelaskan dalam ilmu filsafat, jelas tidak mungkin tanpa menggunakan logika. Untuk menjelaskan dan memahami suatu gejala keilmuan, logika selalu hadir. Logika menjadi wahana pokok keilmuan.
          Sebagai metode berfilsafat bukan hanya itu saja yang digunakan melainkan ada etika yang harus dikedepankan. Filsuf besar Yunani, Aristoteles (384-322 SM), etika sudah digunakan dalam pengertian filsafat moral. Etika sebagai ilmu biasa dibagi menjadi tiga macam, yaitu etika deskriptif, etika normative dan meta-etika. Semua bagian dalam memahami filsafat telah dituliskan dengan jelas oleh Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd. Buku ini sangat dianjurkan bagi yang ingin mendalami filsafat ilmu secara lebih mendalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun