Mohon tunggu...
Ahsanil Kholiqin
Ahsanil Kholiqin Mohon Tunggu... Freelancer - Pengangguran banyak acara

Menulis adalah hidupku

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Ilmu, Filsafat dan Agama"

15 Februari 2020   15:33 Diperbarui: 15 Februari 2020   15:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia merupakan makhluk yang sangat special dibandingkan dengan yang lain. Di dalam kitab suci umat Islam sendiri telah disebutkan bahwa manusia adalah sebaik-baik makhluk (Ahsanul Kholiqin). Manusia diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki oleh yang lainnya, yang biasa disebut dengan akal fikiran.

Kemampuan manusia untuk berfikir, menganalisa, dan bertanya merupakan salah satu kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada para manusia. Keistimewaan ini sudah selayaknya dipakai dan dimanfaatkan secara maksimal oleh manusia untuk menjadikan posisi manusia yang sebaik-baik makhluk ciptaan Allah swt.

Manusia sendiri memiliki suatu ke khasan tersendiri dimana ia akan selalu bertanya dan mempertanyakan suatu hal yang dirasa kurang difahami. Pertanyaan-pertanyaan ini guna mencari kebenaran yang hakiki mengenai segala sesuatu tentang kebenaran dunia ini. Manusia akan selalu bertanya mengenai Tuhan, alam, dan manusia itu sendiri.

Terdapat tiga sarana utama yang dapat digunakan oleh manusia untuk mencari kebenaran yang hakiki, yakni ilmu, filsafat, dan agama itu sendiri. Dengan segala sarana dan objek berfikira manusia di atas akan mengantarkan manusia menemukan jawaban yang sebenarnya mengenai apa itu Tuhan, alam, dan manusia. Hal inilah yang sejatinya mendasari H. Endang Saifuddin Anshari menulis dan mengarang buku yang berjudul Ilmu, Filsafat, dan Agama. Didalam buku ini akan dipaparkan secara rinci mengenai ketia permasalahan yang sering dipertanyakan oleh setiap insan di dunia ini.

Buku ini sendiri ditulis dan dibagi menjadi enam bagian yang keseluruhannya akan menjelaskan mulai awal hingga akhir mengenai tiga hal yang menjadi pokok permasalahan umat manusia. Pada bagian pertama buku ini dibahas mengenai apa yang membedakan manusia dengan makhluk lain khususnya hewan. Di dalam buku ini dikutip berbagai kutipan dari para tokoh filsuf dunia barat semacam Charles Darwin, Blaise Pascal, hingga Aristioteles. Bukan hanya tokoh filsuf barat melainkan para pemikir Islam seperti Ibnu Sina, Musthafa Al Maraghi hingga Ibnu khaldun juga dipakai sebagai dasar rujukan. H. Endang Saifuddin Anshari pun menarik kesimpulan perbedaan dari manusia dan hewan sendiri adalah bahwa manusia itu makhluk yang berkebudayaan. Dimana manusia merupakan manusia yang berakal untuk mencari kebenaran yang hakiki.

Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai mengapa manusia sangat berbeda bila dibandingkan dengan hewan. Dalam Ilmu Manthiq (logika) disebutkan mengenai Al-Insanu Hayawanun Nathiqun, yang artinya manusia adalah hewan yang nathiq (bericara). Yang bisa dimaknai dengan makhluk yang berkata-kata dan mengeluarkan penapat berdasarkan akal fikirannya dan merupakan makhluk yang berfikir.

Didalam buku ini juga diterangkan mengenai tiga teori tentang kebenaran. Tiga teori ini adalah (1) Teori Korespondensi, (2) Teori Konsistensi, (3) Teori Pragmatis. Hakikat kebenaran yang dipaparkan dalam buku ini sendiri bahwa kebenaran merupakaan lawan dari kesalahan, kebohongan, khayaalan, kebatilan, kesesatan dan kelancungan. Yang bisa diartikan sebagai kebenaran adalah seperti yang dikutip oleh penulis dari pernyataan Schiller apa yang diartikan benar maka ialah yang berguna dan yang tidak berguna berarti sesuatu yang salah.

H. Endang Saifuddin Anshari sendiri berpendapat bahwa manusia sejatinya tidak luput dari permasalahan, karena manusia selalu melakukan aktivitas dan manusia diciptakan dengan kekurangannya masing-masing. Menurut penulis juga terdapat tiga cara manusia guna memecahkan masalah mereka untuk menumukan arti dari kebenaran,

Pertama, dengan ilmu pengetahuan;
Kedua, dengan filsafat dan
Ketiga, dengan agama.

Bagian kedua dari buku ini membahas mengenai ilmu pengetahuan. Salah satu corak pengetahuan ialah pengetahuan yang ilmiah, yang lazim disebut sebagai ilmu pengetahuan. Begitupun, ilmu yang berasal dari bahasa Arab alima yang berarti tahu, dapat mendeskripsikan bahwa dengan ilmu pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang sebelumnya tidak atau belum mereka ketahui.

Namun sejatinya mengenai ilmu pengetahuan telah disimpulkan oleh penulis bahwa tidak semua persoalan manusia dapat dijawab dengan imlu pengetahuan. Nilai kebenaran ilmu pengetahuan adalah positif dan relatif. Mengenai masalah-masalah yang di luar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan maka hal ini diserahkan kepada filsafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun