Meskipun dengan berkembangnya pengetahuan yang dibarengi dengan perkembangan zaman yang, memungkinkan banyak orang mengetahui hal-hal dengan hal demikian akan tetapi bagaimana mereka menjaga sebuah tradisi sudah seperti menjadi sebuah kewajiban.
Gosongnya dodol tersebut bukan karena nyala apinya yang besar, sebab semua orang yang turut berpartisipasi dalam membuat dodol saling menjaga nyala api tersebut, "Bukan karena apinya kebesaran atau teledor penjagaan karena itu tidak mungkin. Nyala api dijaga oleh banyak orang. Membuat dodol itu ramai-ramai ngaduknya bergantian jadi tidak mungkin gosong. Tapi kaligane jadi gosong bila pengantinnya sudah tidak perawan," ulang ibu tersebut.
Istilah dodol geseng yang telah lekat di masyarakat seolah menjadi barometer dalam menilai moralitas seorang perempuan, khususnya desa-desa di Indramayu yang sarat akan sebuah stigma negatif pada wanitanya.