Mohon tunggu...
Agung Dwi
Agung Dwi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pengagum liberalisme, dan pecinta fiksi misteri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kangen Jonru

6 Agustus 2016   12:08 Diperbarui: 6 Agustus 2016   12:36 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah bukan waktunya lagi memperkenalkan (lagi) siapa (baginda) Jonru ini, semua sudah pasti kenal, mungkin anak abege sekarang lebih kenal dengan Jonru daripada mas (begawan) mantan menteri pendidikan yang baru saja diganti itu. Apalagi dengan penggunaan internet sekarang-sekarang ini, khususnya facebook, yang meningkat luar biasa pesat, mungkin mengalahkan jumlah orang yang memposting hoax jadul menyuruh orang lain mengetik angka 1 atau mengucap ‘amin’ di kolom komentar agar bisa memborong tiket pre-sale surga.

Tapi yang jelas bin clear binti cetha wela-wela adalah naiknya jumlah likers di fanpage (FP) baginda yang satu ini, konon kabarnya sudah menyentuh angka 1 juta, (kenapa ‘konon’? karena saya sudah tidak lagi berminat mengunjungi FP keramat tersebut, setelah dengan bodohnya saya berkomentar yang cenderung kontra dengan postingan beliau.) bukan angka yang fantastis saya pikir, hmmm, mengingat sepak terjang beliau yang sangat vokal khususnya terhadap kebijakan bung Joko Widodo dan bung Ahok. 

Anda yang jomblowan-jomblowati merasa sering kepo akun mantan, doi lagi ngapain, pup lupa cebok nggak, makannya pake lauk ayam atau kayu, tidurnya pake gaya terlentang atau headstand,dan seterusnya? kini anda tak perlu khawatir!! *diucapkan dengan berapi-api dibarengi backsound final countdown-nya Europe ala seminar MLM*. Santai saja, ada yang lebih kepo. Saya tak pernah melarang kegiatan kepo ini kok, apalagi terhadap pemerintah, kalau nggak diawasi kan pemerintahnya bisa jalan tak tentu arah persis kayak abege nge-hits pas diputusin pacar setelah pacaran selama 2 hari itupun nembaknya lewat FB messenger. Betul?

Beberapa malam lalu saya kebetulan sedang mencari wangsit di situs milik Mark Zuckerberg itu, mencoba ngepo FP tim sepakbola pujaan yang belum lama kemarin abis membeli Gonzalo Higuain bermahar 1 T rupiah lebih. Belum sempat mampir ke FP tujuan, eh ada yang nyangkut di beranda FB saya, tidak lain dan tidak bukan adalah postingan yang menceritakan kejeniusan si baginda yang menunjukkan perbandingan jumlah komentar, share, dan likers antara FP miliknya dengan akun FB pak Presiden.

 Ya jelas lah postingan bung baginda lebih banyak di respon, apalah arti Jokowi bagi anda bung Jonru, dia cuma presiden kok. Beda dengan anda yang entrepreneur tulen, pebisnis handal, penulis sukses yang menelurkan buku-buku berkualitas, sekaligus pengamat politik sejati yang fokus terhadap Ahok dan Jokowi. 

Ini perlu dicontoh, di saat pengamat politik lain fokus di jalur tertentu seperti komunikasi politik, filsafat politik, maupun sosiologi politik, Jonru sudah membuat terobosan baru dengan berfokus pada sasaran pengamatannya saja. Haram hukumnya berkomentar miring tentang pak Prabowo, PKS, atau pak Yusril. Anda mau sukses?! ini perlu dicontoh! *masih dengan nada bicara berapi-api, dibarengi gambar kapal pesiar dan jet pribadi*

Kembali ke tanktop. Saat dengan gagahnya bung baginda membandingkan jumlah responden pada postingan miliknya dengan milik pak Presiden, sepertinya bung baginda lupa, setiap dia memposting tentang dagangannya ataupun penggalangan bantuan, yang merespon tidak lebih dari 100 komentar, ya paling banter 200 deh, ngalah. Eh, jangan salah, para penunggu FP baginda bukan tidak mau berkomentar, tapi mereka menganut prinsip talk less do more, mereka langsung menyerbu dagangan baginda tanpa nanya ba bi bu, langsung membantu menggalang dana bantuan tanpa menampakkan diri, kan saat kita berbuat kebajikan lebih baik jangan sampai ada yang tahu. Betul?

Bermodal hasil share dari teman beranda tadi, akhirnya saya memberanikan diri untuk ngepo FP Jonru, satu kegiatan yang sudah lama tidak saya lakukan. Percayalah, kegiatan ini membutuhkan keberanian luar biasa, melebihi proses pembulatan tekad seorang mbak Sri Mulyani mudik ke Indonesia guna menggantikan pak Bambang Brodjonegoro, meninggalkan pos Managing Director Bank Dunia, guna membenahi perekonomian dalam negeri. 

Padahal, konon katanya, mbak pakar ekonomi satu ini tanpa pikr panjang langsung menyetujui tawaran pak presiden untuk mudik dan mengemban tugas sebagai menkeu yang baru. Ya sudahlah, anggap saja itu tadi analogi berbau cocoklogi. hewhewhew. Apa yang saya dapat di FP Jonru, sungguh luar biasa, amazing, incredible, awesome, tidak ada apa-apa disana. Ya, tidak ada apa-apa disana. Maih dengan coretan menarik bung jonru, diselingi penggalangan dana untuk masyarakat yang membutuhkan, sharing berita tentang Ahok hasil comot sana-sini.

 Lha saya berharap dengan jumlah penggemar yang menyentuk 7 digit, siapa tahu bung Jonru punya dagangan baru untuk saya larisi je. Apa boleh buat, akhirnya saya menutup FP tersebut dengan tangan hampa.

Bung Jonru, saya kangen dengan celotehan-celotehan anda seperti yang waktu itu, tuh. Seperti saat anda menjungkirbalikkan hasil survei bursa bakal calon gubernur ibukota dengan menaruh pak Yusril di urutan pertama bakal calon paling diminati warga, menggantikan pak Ahok. Saya yakin waktu itu anda cuma khilaf, cuma iseng dengan memposting seperti itu, iya to? ngaku aja. hehe. Nggak apa-apa kok, sebagai manusia biasa jelas punya salah dan kekeliruan kan. tidak terkecuali dengan anda yang budiman, atau saya yang sudah anda blokir dari FP anda karena berkomentar bodoh, sungguh, saya takut saya sudah mengantongi tiket auto-neraka karena melakukan hal itu, hiks hiks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun