Mohon tunggu...
Ahmed Tsar Blenzinky
Ahmed Tsar Blenzinky Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger | Content Creator | Sagitarius

Co-Founder BRid (Blogger Reporter Indonesia) | Sekarang Lebih Aktif di https://ahmedtsar.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Reportase Warga (1): Jurnalisme Bermakna

2 Juli 2013   13:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:07 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="canstockphoto.com"][/caption]

Bolehkah memasukkan opini dalam berita? Pertanyaan ini kembali mengemuka dan menjadi perdebatan semenjak media baru bernama dunia maya (khususnya, blog) dijadikan wadah untuk menyebarkan berita.Tidak hanya hadirnya dunia maya, hadirnya Blogger Reporter turut juga menyemarakkan perdebatan beropini dalam berita.

Pertanyaan itu kembali mengemuka karena ternyata di tahun 1960-an di Amerika telah hadir gelombang apa yang dinamakan "jurnalisme baru." Nah salah satu dari beberapa pengertian "jurnalisme baru" itu menyinggung tentang memasukkan opini dalam berita.

Menurut Atmakusumah dalam bukunya Jurnalisme Sastrawi, pengertian memasukkan opini ke dalam berita disebut Jurnalisme Advokasi. Lebih jauh, Jurnalisme Advokasi mencerminkan adanya pemikiran reporter beserta investigasinya (penyelidikan) dalam kegiatan mereportase liputan berita sampai menuliskannya.

Kalau ditelisik lebih jauh, sebenarnya apa yang disebut berita dalam "jurnalisme lama (sebagai lawan dari jurnalisme baru)" juga mengandung opini penulisnya (baca: wartawan atau redaksinya). Namun opini itu "tidak terbaca" oleh pembaca secara terang-benderang, hanya dijadikan pigura (framing) berita.

Nah berbeda dengan Jurnalisme Advokasi, di dalam beritanya secara terang benderang ada semacam pemaknaan dari penulisnya yang bisa dibaca. Ya tugas opini ketika dimasukkan dalam berita adalah memaknai peristiwa berita. Lebih jauh, memaknai dalam hal bagaimana berita itu mempunyai pesan mengadvokasi.

Pengalaman pribadi

Nah kehadiran media baru bernama dunia maya (khususnya, blog) beserta Blogger Reporter-nya, seakan memberikan momentum kembali kehadiran Jurnalisme Advokasi. Alasannya, saat ini masih banyak para reporter media mainstream beserta tulisannya masih menerapkan "jurnalisme Lama."

Dengan kata lain, Blogger Reporter bertugas mengisi kekosongan berita apa saja yang telah ditinggalkan reporter media mianstream. Kekosongan berita apa yang ditinggalkan reporter media mainstream?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari mendefinisikan berita menurut pengertian Blogger Reporter. Berita adalah reportase pengalaman pribadi Blogger Reporter dalam meliput peristiwa berita. Bentuk reportase itu bisa bermacam-macam seperti tulisan, video dan bentuk lainnya.

Perhatikan definisi berita tersebut, ada unsur pengalaman pribadi dan juga ada unsur peristiwa berita. Dalam hal ini pengalaman pribadi merupakah salah satu bentuk opini. Nah fungsi dari memasukkan pengalaman pribadi ke dalam berita adalah memberikan makna (subyektivitas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun